Lifestyle

Jangan Salah Pola Asuh! Pelajari 4 Gaya Parenting Ini

BISNISBANTEN.COM — Setiap orang tua memiliki pola asuh berbeda. Pola asuh merupakan cara atau pola pengasuhan bagaimana mendidik dan memperlakukan anak yang akan berpengaruh pada perkembangan emosional, sosial, intelektual dan spiritual si buah hati. Untuk itu penting bagi orang tua menentukan pola asuh tepat agar bisa mendukung kemampuan anak berkembang dengan optimal.

Tahukah Anda, pola asuh memiliki empat jenis atau biasa dikenal dengan empat gaya parenting. Setiap gaya parenting ini memiliki karakteristik berbeda sesuai dengan nilai-nilai dan budaya orang tua. Gaya parenting seperti apakah yang Anda terapkan selama ini? Yuk kita simak.

  1. Otoriter

Gaya parenting atau pola asuh ini mengharapkan anak selalu patuh dengan segala perintah orang tua. Orang tua dengan gaya pengasuhan seperti ini biasanya mendisiplinkan anak dengan ketat bahkan tanpa ampun. Ciri-ciri pengasuhan otoriter meliputi :

Advertisement

A.Tidak responsif dengan kebutuhan anak
B.Mempunyai aturan ketat
C.Memiliki ekspektasi tinggi pada anak

Gaya parenting seperti ini memungkinkan anak mengalami rasa percaya diri rendah dan berpotensi mengalami kenakalan pada masa remaja. Hal ini disebabkan pendapat anak kurang didengar, merasa kurang kasih sayang, kesal dan kemarahan yang terpendam karena gaya pengasuhan ini tergolong kesar.

2. Otoritatif

Berbeda dengan gaya parenting sebelumnya, gaya pengasuhan otoritatif sangat suportif dan mendengar pendapat anak. Meski demikian, orang tua yang menerapkan pola asuh ini tetap tegas dan memberikan batasan pada anak. Ciri-ciri pengasuhan gaya otoritatif adalah :

Advertisement

A. Mendengarkan dan menghargai pendapat anak
B.Mendukung anak
C.Mempunyai aturan yang jelas dan masuk akal
D.Memberikan batasan yang jelas
E.Mendorong anak untuk mandiri

Pada gaya parenting ini, orang tua menunjukkan wibawa pada anak sekaligus dapat menjadi teman bagi anak. Anda juga bisa memverikan konsekuensi bila anak melanggar aturan. Maka itu, anak belajar betanggung jawab terhadap aturan yang telah disepakati. Anak yang dibesarkan dengan pola asuh seperti ini juga memiliki kecenderungan memiliki pribadi yang energik, mandiri, dan dapat mengendalikan diri.

3. Permisif

Gaya parenting permisif terasa lebih hangat namun orang tua terkesan lemah di mata anak. Hal ini disebabkan orang tua tidak memiliki batasan dan aturan yang tegas. Ciri-ciri pola pengasuhan permisif adalah :

A.Membiarkan anak melakukan apa yang mereka inginkan
B.Tidak atau sedikit menerapkan aturan
C.Toleran
D.Bersahabat
E.Selalu menuruti permintaan anak

Anak yang dibesarkan dengan pengasuhan seperti ini, akan menganggap orang tua hanya sebagai teman, bukan orang tua. Anak juga cenderung tidak menghargai aturan, tidak mandiri, tidak sabaran, agresif.

4. Neglectful

Neglectful merupakan pola pengasuhan yang abai atau tidak peduli. Orang tua dengan gaya parenting ini sedikit memberikan dukungan emosional pada anak. Adapun ciri gaya parenting neglectful yaitu:
A.Tidak responsif atau bersikap dingin
B.Tidak menerapkan aturan apapun
C.Tidak melibatkan diri di dunia anak-anak
D.Tidak peduli

Orang tua seperti ini biasanya tidak mengetahui karakter anak dan tidak memedulikan perkembangan anak, sehingga anak merasa kurang perhatian dan tidak mendapat bimbingan dan arahan yang tepat dari orang tua. Anak akan menjadi pribadi yang tidak bahagia dan memiliki rasa percaya diri rendah.

Setelah mengetahui empat gaya parenting di atas, mana yang Anda lakukan? Bisa jadi kita memiliki sisi-sisi dari ke empat gaya tersebut. Jika itu positif dan sesuai dengan kebutuhan maka tidak masalah. Sebab, setiap keluarga memiliki nilai, budaya dan tujuan yang berbeda. Yang harus digaris bawahi, orag tua menerapkan pola asuh sesuai dengan kesadaran atau mindful, orang tua menyadari apa yang dilakukan merupakan dedikasi, komitmen dan bentuk tanggung jawab di dunia dan di akhirat. Orang tua yang menjalin kehangatan, komunikasi yang baik, terbuka namun tetap pada prinsip dan aturan yang telah disepakati bersama, akan melahirkan anak-anak yang mandiri, percaya diri dan mampu menghargai aturan.

Advertisement