Youngpreneur

Muhammad Saeful Huda, Kepuasan Pelanggan Jadi Motivasi Kuat

Buat kamu yang di Serang dan sekitarnya, siapa sih yang tidak mengenal Masda? Yuk kita kulik, wawancara bareng owner Masda Clothing juga Masda Project, Muhammad Saeful Huda atau akrab dipanggil Huda.

Pada 2013 Masda lahir. Ini berawal dari teman kelas Huda yang mempercayakan produksi sweater.

“Saya mencari tahu ke temen saya yang main di produksi pakaian juga, akhirnya cocok. Dan anak kelas pada puas, harga juga pas di kantong. Temen saya dari sekolah lain juga minta tolong ke saya, akhirnya saya garap lagi. Di situ saya masih tanpa merek hanya produksi,” tutur kelahiran Serang, 29 Juni 1995 mengawali obrolan.

Advertisement

Setelah jadi dan cocok, mereka puas dengan hasilnya. Huda pun memberanikan diri untuk open PO dan share di status FB dan BBM.

“Alhamdulillah langsung ada yang respon. Akhirnya saya mikir nama apa yah yang cocok dengan brand konveksi saya. Akhirnya saya memilih nama Masda, karena simple, elegant, dan mudah diingat,” tutur yang lelaki yang berdomisili di Kaujon Singandaru, Kota Serang ini.

Huda bilang, sebelumnya belum fokus banget menekuni usaha ini, hanya iseng saat waktu luang open PO lewat status. Ini dilakukan hingga 2018. Saat itu fokus Huda masih terbagi dengan kegiatan belajar di sekolah sampai kuliah. Pada 2018 akhir Huda lebih fokus dan memberanikan diri membuat produk Masda Clothing untuk dijual.

Menurut Huda, yang bertanya kapan produk Masda dijual juga banyak, namun ia belum berani karena masih harus belajar cara marketing dan strategi. Baginya, jualan tanpa kedua hal itu susah apalagi mengembangkan brand sendiri.

Advertisement

“Untuk clothing, orang itu lebih membeli brand ketimbang produk. Harus mampu menguatkan branding image-nya. Maka dari itu baru berani saat 2018. Saya juga seneng fashion. Di situlah kenapa saya tekuni juga di bidang fashion,” tukas cowok yang mengaku punya banyak hobi ini.

Huda selalu berusaha membuat Masda beda dengan yang lain dan menjadikan nilai plus bagi pemakai produk Masda.

“Supaya terus eksis, strategi promosi terus saya gencarkan dan inovasikan dengan cara offline dan online,” tukasnya.

Huda menambahkan, awalnya ia menyasar kalangan remaja, tetapi ternyata orang dewasa pun banyak yang membeli karen desain Masda simple. Kemudian banyak orangtua yang menanyakan ukuran anak. Akhirnya Masda menyediakan untuk anak. Jadi sekarang pasar Masda dari usia anak 2 tahun hingga orang dewasa, tapi fokus target pasar di kalangan millenial, usia 18-30 tahun.

“Karena kebetulan saya banyak teman usia 18-40 tahun, untuk gebrakan awal, saya share ke temen-temen dulu untuk mencoba produk saya dengan kualitas bagus tapi harga standar. Lalu saya juga seneng dengan kaos karena simple dan nggak ribet, maka dari itu di Masda Clothing lebih fokus di t-shirt,” jelas Huda.

Dalam menjalankan usaha pasti ada hambatan. Nah, hambatannya antara lain di persaingan. Huda bilang, pasti semakin ke depan banyak orang yang ikut juga jualan seperti yang kita jual.

“Maka dari itulah ide kreatif, inovatif, strategi marketing, promosi dan relasi, yang akan membuat usaha kita tetep bisa survive dalam keadaan apapun. Saya juga mempunyai usaha di bidang lain, yang membuat sebagai pertolongan jikalau usaha clothing dan konveksi menurun. Karena usaha itu udah identik dengan naik turun. Saat turun, kita harus bisa bermanuver untuk mendongkrak naik kembali,” terang Huda lagi.

Huda berpesan untuk generasi muda yang ingin sepertinya, mulai dari sekarang jangan malas, gengsian, takut untuk memulai, selalu putar otak untuk bisa berkembang, dan pantang menyerah. Itulah komponen yang membuat kita akan berhasil di kemudian hari. Semakin lama memulai akan semakin lama juga mendapatkan hasil, karena semua nggak ada yang instan.

“Semua butuh proses. Nikmati prosesnya. Selalu beribadah dan berdoa agar dikuatkan saat berproses dan dilancarkan,” imbuh pemilik motto hidup, dream for freedom ini.

Huda berharap, semua pemuda di Indonesia harus cepat berubah mindset-nya, agar bangsa Indonesia ini bisa hebat di masa depan. Secara nih cerminan bangsa kita bisa hebat di masa depan dilihat dari anak mudanya di saat ini.

“Saingan kita saat ini dan ke depannya bukan hanya sesama manusia lagi, tetapi mesin dan robot. Jadi kita harus mengembangkat softskill kita juga,” pungkas Masda mengakhiri obrolan. (hilal)

Advertisement

Hilal Ahmad

Pembaca buku-buku Tereliye yang doyan traveling, pemerhati dunia remaja yang jadi penanggung jawab Zetizen Banten. Bergelut di dunia jurnalistik sejak 2006.