Mengenal Perbedaan Pulmonologi dan Respirologi

BISNISBANTEN.COM — Pulmonologi dan respirologi merupakan cabang ilmu kedokteran yang khusus menangani masalah kesehatan pada sistem pernapasan, seperti paru-paru, bronkus, trakea, dan organ pendukung lainnya. Meski secara istilah berbeda, keduanya merujuk pada keahlian medis yang sama dan sering digunakan secara bergantian di berbagai belahan dunia. Pulmonologi lebih umum di negara Barat, sementara istilah respirologi banyak digunakan di Asia, termasuk Indonesia.
Dokter yang mendalami bidang ini dikenal sebagai spesialis paru. Mereka menangani berbagai kondisi serius, seperti asma, pneumonia, TBC, bronkitis kronis, hingga penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Tak hanya itu, mereka juga berperan penting dalam penanganan kanker paru dan gangguan pernapasan akibat paparan polusi atau kebiasaan merokok. Tindakan diagnosis hingga terapi rehabilitatif menjadi cakupan kerja mereka sehari-hari.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan dalam bidang pulmonologi antara lain spirometri untuk mengukur fungsi paru, rontgen dada, bronkoskopi, dan CT-scan paru. Pemeriksaan ini sangat penting dalam menentukan jenis gangguan pernapasan yang dialami pasien. Dengan data medis yang tepat, dokter dapat memberikan terapi yang sesuai dan meningkatkan kemungkinan kesembuhan atau pengendalian penyakit secara optimal.
Pandemi COVID-19 memperlihatkan betapa pentingnya peran dokter spesialis paru. Mereka berada di garda terdepan dalam menangani pasien dengan gejala berat seperti sesak napas akut hingga gagal napas. Banyak pasien yang memerlukan alat bantu pernapasan dan terapi jangka panjang bahkan setelah sembuh dari infeksi. Hal ini membuat layanan di bidang pulmonologi semakin dibutuhkan dalam sistem kesehatan.
Selain pengobatan, edukasi tentang pencegahan juga menjadi bagian dari tugas spesialis paru. Mereka mendorong masyarakat untuk tidak merokok, menjaga kualitas udara di rumah, rutin vaksinasi, dan menjaga kebersihan lingkungan. Langkah-langkah sederhana ini terbukti efektif dalam mencegah banyak penyakit paru yang umum terjadi di masyarakat.
Pulmonologi juga sangat relevan untuk anak-anak dan lansia yang memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan pernapasan. Faktor-faktor seperti infeksi saluran napas berulang, paparan asap rokok, atau alergi perlu mendapat perhatian khusus. Konsultasi rutin dengan dokter paru dapat menjadi langkah preventif yang penting, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat asma atau masalah paru kronis.
(Sarah)