
BISNISBANTEN.COM — Wakil Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Banten, Robby Naro Sanusi, mengungkapkan dua tantangan terbesar yang dihadapi dalam pengembangan pariwisata di Banten yaitu kurangnya promosi dan infrastruktur yang belum memadai.
Meskipun Banten memiliki potensi objek wisata yang besar, minimnya upaya promosi menjadi kendala utama dalam menarik wisatawan.
“Kami mengakui bahwa kekurangan kami sebagai agen perjalanan adalah dalam mempromosikannya,” ujar Robby.
Ia menambahkan bahwa ASITA Banten telah menyadari hal tersebut dan telah mencapai kesepakatan serta berjanji kepada Kepala Dinas Pariwisata untuk meningkatkan upaya promosi.
“Promosi ini sudah mulai kami lakukan sejak bulan lalu, terutama saya sendiri sudah memulainya. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini kita bisa lebih gencar lagi,” harapnya.
Selain promosi, masalah infrastruktur juga menjadi sorotan utama. Robby menjelaskan bahwa keluhan utama wisatawan yang pernah dibawanya ke Tanjung Lesung adalah mengenai infrastruktur.
“Mereka mau menggunakan perangkat-perangkat yang mereka miliki itu tidak mendukung sekali,” jelasnya, mengindikasikan bahwa aksesibilitas dan fasilitas pendukung, termasuk konektivitas, masih perlu ditingkatkan.
Menanggapi hal tersebut, ASITA Banten tidak tinggal diam. Robby menyatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan beberapa pihak terkait untuk mencari solusi dan mendapatkan bantuan.
“Kami sudah coba berkoordinasi dengan beberapa pihak terkait dan mereka akan membantu kami,” katanya.
Dengan berbagai upaya yang sedang dijalankan, Robby Naro Sanusi optimis target peningkatan kunjungan wisata ke Banten yang diberikan kepada ASITA pada tahun ini dapat tercapai.
“Mudah-mudahan target yang diberikan kepada ASITA untuk meningkatkan kunjungan wisata ke Banten dalam tahun ini akan bisa terangkat,” pungkasnya. (siska)