Gencar Penanggulangan TBC Lewat Promotif, Preventif Hingga Pengobatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Serang

BISNISBANTEN.COM – Penyakit Tuberkulosis (TBC) masih menjadi tantangan serius bagi dunia kesehatan, termasuk di Kabupaten Serang. Untuk itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Serang terus melakukan upaya masif dalam menanggulangi penyakit menular tersebut.
Seperti disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes Kabupaten Serang dr Istianah Hariyanti yang menegaskan, pihaknya terus melakukan upaya masif dalam penanggulangan penyakit TBC. Hingga periode Januari – 10 September 2025, Dinkes Kabupaten Serang telah melakukan pemeriksaan terhadap 25.388 orang terduga TBC. Dari jumlah itu, ditemukan 4.014 kasus positif, termasuk 452 kasus pada anak-anak dan 32 kasus TBC resisten obat.
“Ini bagian dari pencapaian SPM (Standar Pelayanan Minimal) di bidang kesehatan. Salah satu indikator pentingnya adalah pelayanan terhadap orang dengan gejala TBC,” jelasnya.
Untuk menekan kasus TBC, Dinkes Kabupaten Serang juga menjalankan program Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) bagi masyarakat yang memiliki kontak erat dengan penderita. Hingga kini, sudah ada 1.843 orang yang menerima terapi tersebut.
“Prinsipnya, TPT diberikan kepada orang yang serumah dengan pasien TBC tapi belum sakit. Dengan terapi ini, risiko mereka jatuh sakit bisa dicegah sejak dini,” ujarnya.
Penanganan TBC tidak hanya berhenti pada pengobatan, Dinkes Kabupaten Serang juga memulai strategi pencegahan dengan upaya Promotif dan Preventif hingga Kuratif. Untuk Promotif dilakukan melalui kegiatan penyuluhan, sosialisasi, hingga diseminasi informasi tentang TBC.
Sedangkan Preventif dilakukan melalui imunisasi BCG untuk bayi baru lahir hingga usia dua bulan, serta screening dini lewat program Cek Kesehatan Gratis (CKG). Pada program CKG, masyarakat dari berbagai kelompok usia, mulai bayi, balita, remaja, dewasa, hingga lansia dapat mengikuti skrining TBC. Pemeriksaan dahak dilakukan menggunakan alat Tes Cepat Molekuler (TCM) yang hasilnya mampu mendeteksi sekaligus membedakan TBC sensitif obat maupun resisten obat.
“Untuk pengobatan diberikan sesuai jenis TBC-nya. Untuk kasus sensitif cukup dengan empat jenis obat selama enam bulan. Sementara untuk resisten obat, regimen lebih banyak dan waktu pengobatan bisa lebih lama,” katanya.
Kasus TBC tersebar di seluruh 29 kecamatan di Kabupaten Serang. Lebakwangi menjadi wilayah dengan penemuan kasus positif terbanyak.
Pabuaran tercatat paling aktif dalam pemeriksaan terduga TBC. Sementara penemuan kasus terendah tercatat di Cinangka dan Gunungsari.
Banyaknya kasus yang ditemukan, kata Isti, bukan berarti wilayah itu lebih parah, melainkan karena petugasnya aktif melakukan deteksi dini. Sebaliknya, sedikitnya kasus bisa disebabkan upaya penemuan yang belum maksimal.
Kolaborasi Lintas Sektor
Saat ini, Dinkes Kabupaten Serang juga tengah memperkuat sinergi lintas sektor dalam penanggulangan TBC. Kolaborasi dilakukan bersama perangkat daerah (OPD), pihak swasta, Baznas, serta elemen masyarakat.
“Kita ingin penanggulangan TBC ini menjadi gerakan bersama. Dengan koordinasi dan kolaborasi lintas sektor, kami optimistis target eliminasi TBC di Kabupaten Serang dapat tercapai,” tutupnya. (Advertorial)









