Cinta Kuya Trauma Usai Peristiwa Penjarahan Rumahnya

BISNISBANTEN.COM — Cinta Kuya, putri sulung pasangan Uya Kuya dan Astrid, membagikan curahan hatinya di media sosial setelah rumah keluarganya di Duren Sawit, Jakarta Timur, dijarah massa pada akhir Agustus 2025. Kejadian tersebut rupanya meninggalkan luka mendalam bagi Cinta yang masih merasa terguncang hingga kini.
Dalam unggahan Instagram-nya, Cinta mengaku mengalami serangan panik usai mendengar kabar rumahnya menjadi sasaran penjarahan. Ia merasa tidak hanya kehilangan barang, tetapi juga ketenangan dan rasa aman yang selama ini ia miliki. “Overthinking dan anxiety attack aku datang. Aku capek, mata bengkak, rambut rontok. I feel useless. I don’t know what to do. Jauh dari mereka karena aku belajar di sini dan hampir lulus sekolah. Bingung. Aku bingung,” tulisnya.
Cinta menambahkan, momen ini menjadi pengalaman paling menakutkan sepanjang hidupnya. “Aku masih tidak bisa menghubungi kedua orang tuaku. Aku takut, khawatir, gigit kuku, tarik rambut, dada sakit, susah napas, dan tremor seluruh badan,” ungkap Cinta.
Meski tidak berada di lokasi saat kejadian, ia merasakan kepedihan mendalam ketika mengetahui kondisi rumah yang porak-poranda akibat aksi massa. Baginya, rumah adalah tempat berlindung, dan ketika tempat itu rusak, rasa aman ikut hilang. “Keadaan aku makin memburuk. Melihat video orang menunggu depan lobby apartemen, aku hanya bisa berdoa. Aku lemas, menangis lagi. I’m mentally drained. Sudah lama aku tidak ke psikiater,” tulisnya
Unggahannya sontak mendapat banyak dukungan dari warganet. Banyak yang mengirimkan doa dan semangat agar Cinta bisa pulih dari trauma yang ia alami. Tak sedikit pula yang mengutuk tindakan anarkis penjarahan dan meminta aparat untuk mengusut kasus ini dengan serius.
Sebagai figur publik muda, Cinta Kuya memang cukup aktif berbagi kisah kehidupannya di media sosial. Kali ini, ia menekankan bahwa apa yang dialaminya bukan hanya soal kehilangan materi, tetapi juga kesehatan mental yang ikut terdampak. Serangan panik sendiri bisa muncul akibat stres berat atau pengalaman traumatis yang mengancam rasa aman seseorang. Kondisi ini dapat ditandai dengan jantung berdebar kencang, sesak napas, gemetar, hingga rasa takut berlebihan.
(Sarah)









