Youngpreneur

Siti Rahminah, Baso Aci Penambah Uang Jajan

BISNISBANTEN.COM — Pandemi memunculkan ide-ide kreatif remaja satu ini untuk berwirausaha. Sejak November 2020 lalu, cewek dengan nama lengkap Siti Rahminah ini mulai membuka usaha baso aci kemasan.

Mahasiswi Untirta ini memasarkan produknya dengan cara open order melalui whatsapp. Setelah produk tersedia, Siti akan COD dengan para pemesan baso acinya.

“Untuk COD daerah Serang dan itu masih sekitaran kota. Paling jauh itu menurut Siti ke Pakupatan sih, soalnya temen-temen kampus pada beli dan itupun sekalian ke kampus gitu karena ada kumpulan,” tutur Siti yang tinggal di Cimoyan, Kota Serang ini.

Advertisement

Baso aci ini lanjut Siti, baru ada dua macam. Ada rasa original yang dijual Rp11 ribu dan isi ayam suir Rp 13 ribu.

Bakso Aci.

“Insya Allah nanti ditambah lagi variannya.
Untuk rasa baso aci ini pas banget sama lidah-lidahnya anak zaman sekarang, kek suka yang pedes dan seger begitu,” imbuh lulusan SMKN Pertanian Kota Serang ini.

Berjualan seperti ini lanjut Siti, bukan ikut-ikutan tren para remaja yang berwirausaha. Menurut Siti, alasannya karena modalnya sedikit dan labanya lumayan buat tambah-tambah uang jajan walaupun kata Siti belum seberapa.

Siti memasarkan baso aci ini dengan sistem peorder. Dan Siti berjualan baso aci dalam sebulan bisa dua kali, tergantung peminat.

“Soalnya Siti gak mungkin jual tiap hari karena itu bikin pembeli bosen. Jadi gimana caranya Siti atur strategi biar boci Siti tetep laku dengan nggak jualan tiap hari. Kek lebih orang-orang nyariin boci Siti gitu loh wkwkwk. Kalau istilahnya mah kangen, kan nanti pas Siti open order lagi banyak yang mau dan gak sepi gitu. Untuk open po boci ini, ya tergantung situasi dan kondisi Siti juga,” terang Zetizen Icon Sosmed 2020 ini.

Baso aci ini bukan usaha pertama Siti. Siti terakhir berjualan saat masih SMK yaitu jualan aksesoris, masker, tempat masker, liptin, bedak dan lain-lain. Tapi semenjak kuliah semester 1 naik ke 2, Siti coba open po baju dan sendal, dan ternyata peminatnya sedikit. Ini karena harga jual sandal dan baju lumayan mahal.

“Dan gak mungkin mereka beli tiap hari. Ya udah siti gak jualan-jualan lagi. Akhirnya sekarang jualan yang murah-murah aja deh. Oiya, kalau jualan kacamata masih, dan itu juga bantu-bantu saudara sih, lumayan aja,” tutup anak tunggal ini. (hilal)

Advertisement
LANJUT BACA

Hilal Ahmad

Pembaca buku-buku Tereliye yang doyan traveling, pemerhati dunia remaja yang jadi penanggung jawab Zetizen Banten. Bergelut di dunia jurnalistik sejak 2006.