Travel

Masjid Agung Al-A’Raf, Dibangun Pada Zaman Penjajah dengan Tampilan Wah

BISNISBANTEN.COM – Setiap kota atau kabupaten, memiliki masjid agung yang menjadi kebanggaan. Di Rangkasbitung, Lebak, tidak jauh dari Alun-alun Lebak, terdapat Masjid Agung Al-A’raf atau biasa juga dikenal sebagai Masjid Agung Rangkasbitung.

Masjid ini dibangun pada 1928 di atas tanah wakaf dengan luas sekitar 3.264 meter persegi. Pembangunan masjid sengaja dibuat dengan sangat luas, karena ditetapkan sebagai Masjid Agung untuk Kabupaten Lebak.

Jika pernah menyaksikan film berjudul “Max Havelar” karya Multatuli, pasti tidak asing lagi dengan sosok Adipati Natanegara, tokoh antagonis. Masjid ini kompleks tempat bersemayamnya jenazah Adipati Natanegara. Sebagai catatan, Adipati Natanegara merupakan Bupati Kabupaten Lebak pada 1830-an.

Advertisement

Masjid ini renovasi beberapa kali sejak pertama kali diresmikan. Renovasi pertama pada 1988, selesai pada 2002 dengan menghabiskan dana sekitar Rp3 miliar.

Renovasi pertama dilakukan pada masa pemerintahan Bupati Drs. H. Yasa’a Mulyadi. Renovasi berikutnya pada 2004, tampilannya seperti yang terlihat sampai saat ini dan menghabiskan dana sekitar Rp17,5 miliar. Renovasi ini dilakukan pada masa pemerintahan Bupati H. Mulyadi Jayabaya.

Hal unik dari Masjid Agung Al-A’raf ini memiliki meriam tua yang masih digunakan hingga kini. Meriam ini digunakan untuk memberikan tanda waktu berbuka puasa dan sahur setiap hari saat Ramadan.

Ledakan meriam itu sangat keras hingga terdengar sejauh 10 kilometer di Kecamatan Rangkasbitung, Kalanganyar dan Cibadak, Kabupaten Lebak, Banten.

Advertisement

Dari segi bangunan, masjid ini mengadopsi gaya klasik Jawa dipadukan dengan gaya modern.

Gaya klasik bisa dilihat dari atap masjid yang mengadopsi atap limasan seperti kebanyakan masjid di Nusantara. Sedangkan gaya modern bisa dilihat dari bangunan persegi panjang di depan masjid, sebagai tempat plakat masjid dan juga seperti penghalang silau matahari. Ini membuat suasana di dalam masjid tetap adem, sehingga jamaah nyaman beribadah.

Bangunan masjid berbentuk persegi ataupun persegi panjang yang dibangun pada sebuah dataran dengan halaman tertutup, dikelilingi pagar besi setinggi sekitar 3 meter. Desainnya bergaya arsitektur modern dan minimalis, bagian depan bangunannya berlapis marmer dan dihiasi bentuk-bentuk geometri sederhana seperti persegi dan kubus.

Masjid ini terdiri dari dua lantai yaitu lantai dasar dan lantai utama. Lantai dasar digunakan untuk ruang perkantoran Departeman Agama Kabupaten Lebak dan kepengurusan masjid sedangkan pada lantai utama digunakan untuk melaksanakan ibadah sholat.

Ruangan di lantai utama terlihat sangat kokoh karena tanpa penopang satupun. Kedua sisinya pun diberikan ruang dengan bukaan lowong yang lebar.

Ruangan yang difungsikan untuk salat ini bergaya modern dan minimalis, lantai ruangan berlapis marmer dan dindingnya hanya putih polos, tidak menampilkan banyak ornamen rumit dan sentuhan seperti pada masjid tradisional, hanya ada tampilan seni kaligrafi dan dua jam duduk di kedua sisi bagian mihrab dan ada juga mimbar khutbah berukuran kecil bermaterial kayu jati.

Begitupun langit-langit di ruangan lantai utama, dibiarkan tanpa hiasan, hanya platform putih polos yang mendominasi dan terdapat sekat kaca tembus pandang mengikuti alur bentuk kubah masjid. Sekat kaca ini berfungsi sebagai masuknya pencahayaan.

Sementara bagian atap masjid masih mempertahankan kubah kecil berbentuk kerucut meruncing keatas bermaterial genteng merah supaya menampilkan kesan tradisional.

Oh ya masjid ini memiliki menara yang dibuat sangat ramping. Menara dengan tinggi sekitar 40 meter ini dahulu berfungsi menyiarkan azan atau panggilan untuk beribadah. Berbeda dengan dahulu, kini seorang muazin tidak perlu lagi naik ke puncak menara untuk mengumandangkan azan karena sudah terpasang beberapa buah pengeras suara di bagian luar bangunan menara.

Bagian puncaknya berupa gazebo dengan delapan jendela untuk melihat pemandangan keluar. Ujung puncak dibuat lancip dihiasi kaligrafi bertuliskan Allah.

Gazebo ini sengaja dibuat sebagai fasilitas bagi para wisatawan yang ingin melihat pemandangan di sekitar kompleks masjid dari ketinggian. Para wisatawan diizinkan memasuki dan menaiki menara.

Dari segi lokasi, Masjid Agung Al-A’raf sangat strategis yakni di kawasan pusat administrasi Kabupaten Lebak. Tidaklah sulit menemukannya. Dari persimpangan Jalan Sunan Kalijaga hanya tinggal mengambil arah ke Jalan Multatuli sampai ke Alun-Alun Rangkasbitung.

Nah itulah masjid agung di Lebak yang menjadi geliat kehidupan di pusat kota. Tertarik singgah dan beribadah di sini? (Hilal)

Advertisement

Hilal Ahmad

Pembaca buku-buku Tereliye yang doyan traveling, pemerhati dunia remaja yang jadi penanggung jawab Zetizen Banten. Bergelut di dunia jurnalistik sejak 2006.
bisnisbanten.com