Tips Travel

Lapar, Pertunjukan Ubrug ala Mahasiswa yang Menggelegar

BISNISBANTEN.COM — Pertunjukan seni peran tradisional ubrug menjadi hal langka yang ditemui saat ini. Teknologi komunikasi dan informasi yang memudahkan masyarakat mengakses hiburan dari layar kaca maupun ponsel, menjadikan ubrug semakin tersisih.

Hal ini bukan halangan bagi para mahasiswa Seni Drama, Tari, dan Musik (Sendratasik) Untirta untuk menghadirkan pertunjukan ubrug bertajuk Lapar. Digelar dua hari yakni 23 dan 24 Mei di Umah Budaya Kaujon, Kota Serang, pertunjukan yang dimulai pukul 20.00-22.00 WIB ini dibanjiri penonton.

Advertisement

“Lapar ini kepanjangan dari bahasa daerah yakni Lalajo Partunjukan. Artinya melakukan pertunjukan. Ini salah satu fund rising untuk kegiatan Inagurasi pada 29 Mei nanti. Inagurasi itu pertunjukan semacam Lapar, tapi lebih lengkap lagi,” tutur Rizki Firmansyah, Ketua Pelaksana Lapar yang juga berperan sebagai pak lurah pada Lapar ini.

Menurut mahasiswa yang akrab dipanggil Bangky ini, sebagai ketua dana dan usaha di acara Inagurasi, sebelumnya pun mereka pernah mementaskan ubrug. Yakni bekerjasama dengan Awe Project di Serang dan di hajatan family Bangky Pandeglang.

“Alhamdulilah dapet saweran banyak. Kita juga berencana mengadakan Lapar sesi 2 di tempat yang lebih jauh untuk mengenalkan ubrug lebih luas lagi,” tutur lulusan SMAN 1 Pandeglang ini.

Advertisement

Para pemain ubrug ini Bangky bilang adalah teman-teman satu angkatan di Sendratasik Untirta yang tak lain para mahasiswa baru. Untuk latihan, sudah terhitung lama. Chemistry yang baik antara pemain saat pertunjukan berlangsung, karena mereka satu angkatan dan mengenal dengan baik satu sama lain.

Ubrug Lapar yang berdurasi sekitar 60 menit ini menyentil soal korupsi. Berpusat pada kisah sang lurah yang ingin menghibur rakyatnya saat masa pandemi dengan mengundang sanggar tari. Uang untuk sanggar tari yang diberikan pada sang bawahan ternyata tidak.dibayarkan penuh pada pemilik sanggar.

Gelak tawa memenuhi ruangan Umah Kaujon sepanjang pertunjukan berlangsung. Terutama saat pelakon mamih pemilik sanggar yang beradu peran dengan sang suami. Para pemain hampir sepanjang pertunjukan memakai bahasa sunda. Sesekali menyelipkan bahasa Jawa Serang sebagai bentuk apresiasi bagi penonton asal Serang yang tidak mengerti bahasa Sunda. Selain chemistry para pemain yang terjalin dengan baik, akting para pemain juga bisa dinikmati dengan baik.

Pertunjukan Lapar pada hari pertama tiket presale-nya sold out loh. Azahra Putri Arianto, mahasiswa Sendratasik Untirta yang berjaga di bagian tiket menjelaskan, pada hari pertama pertunjukan disiapkan 100 tiket. Dan habis.

“Sebenarnya cuma disiapin 100 tiket, tapi penonton membeludak. Akhirnya ada tambahan tiket on the spot. Di hari kedua,, sudah terjual 60-a tiket. Dan kayaknya bisa habis 100 tiket juga,” terang Zahra.

Luqyana Anjaryava, mahasiswa Sendratasik Untirta angkatan 20 yang juga terlibat dalam Lapar menambahkan, konsepnya adalah tari dan ubrug.

“Jadi gak hanya ada ubrug. Ada juga pertunjukan taro seperti tari tablo dan tari karawang..dan itu semua dipentaskan oleh mahasiswa Sendratasik Untirta angkatan 20,” jelas finalis Nong Banten 2020 ini. (hilal)

Advertisement

Hilal Ahmad

Pembaca buku-buku Tereliye yang doyan traveling, pemerhati dunia remaja yang jadi penanggung jawab Zetizen Banten. Bergelut di dunia jurnalistik sejak 2006.
bisnisbanten.com