Info Travel

Rawa Danau, Hamparan Lembah Hijau Danau Purba yang Bisa Dinikmati dari Ketinggian Paninjauan

BISNISBANTEN.COM – Nama Rawa Danau atau Rawa Dano cukup familiar di kalangan pecinta wisata alam. Lembah hijau yang luas membentang di Kampung Panenjoan, Desa Luwuk, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Serang, Banten ini memiliki pesona tersendiri.

Cagar Alam Rawa Danau (CARD) memiliki kawasan konservasi endemis seluas 2.500 hektar. Ini merupakan rawa pegunungan satu-satunya yang masih tersisa di Pulau Jawa. Namun luas keseluruhan mencapai 3.542,60 hektar yang tersebar di empat kecamatan, yakni Mancak, Gunungsari, Padarincang dan Cinangka di Kabupaten Serang.

Pada 16 November 1921 Gubernur Jenderal Belanda menetapkan kawasan ini sebagai cagar alam sesuai GB Nomor 60 Stbl.
Status cagar alamnya kemudian diperbarui dengan wilayah lebih luas pada 2 Mei 2014, melalui SK Menteri Kehutanan Nomor 3586

Advertisement

Hingga kini Rawa Danau masih dalam pengawasan Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah Serang.

Kepala Resor Konservasi Wilayah 1 Cagar Alam Rawa Danau, Muhamad Agris S menjelaskan, Rawa Danau ditetapkan sebagai cagar alam karena keunikan dan kekhasannya sebagai kawasan hutan konservasi yang memiliki ekosistem rawa pegunungan satu-satunya di Pulau Jawa.

Danau purba di sisi barat wilayah Banten ini satu di antara 15 danau di Indonesia yang jadi prioritas. Seperti tertulis pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 60 Tahun 2021 tentang Penyelamatan Danau Prioritas Nasional.

Advertisement

Dari namanya saja, bisa ditebak bahwa objek wisata ini merupakan objek wisata alam berbentuk rawa. Disebut Rawa Danau karena pada awalnya merupakan kepundan atau kaldera sisa letusan gunung api purba yang diduga aktif jutaan tahun lalu.

Gunung berapi tersebut sudah tidak aktif lagi kemudian berubah menjadi danau. Ini diperkuat dengan endapan batuan yang ditemukan di sekitar sana. Seiring jalannya waktu danau tersebut berubah menjadi rawa-rawa. Oleh karena itulah disebut Rawa Danau.

Nama resmi cagar alam ini adalah Rawa Danau. Namun, oleh warga setempat juga dikenal dengan sebutan Rawa Dano.

Berbeda dengan kebanyakan danau lain, Rawa Danau memiliki hamparan luas perairan terbuka. Rawa Danau ini berbentuk kawasan hutan dengan aliran sungai rawa-rawa di dalamnya. Saat musim hujan, terkadang aliran sungai meluap hingga disebut danau oleh masyarakat setempat.

Jika dilihat dari peta udara, Rawa Danau berada di dalam cekungan dengan dinding berbentuk tebing setinggi 200-300 meter di bagian utara, barat, hingga timur.

Kawasan cagar alam ini menjadi satu kesatuan dengan Cagar Alam Gunung Tukung Gede yang memiliki luas 1.519,5 hektar.

Sebagai wilayah konservasi, CARD menjadi rumah bagi flora dan fauna khas, seperti ikan lendi yang diyakini endemik yang hanya ditemukan di sini.

Satwa lain yang bisa ditemukan seperti kucing hutan, monyet ekor panjang, hingga buaya. Hewan lain yang kerap terlihat yakni burung elang dan musang.

Rawa Danau ini memiliki peran penting untuk keberlangsungan masyarakat dan menjadi sumber air minum bagi masyarakat Serang dan Cilegon. Cidanau yang hulunya berada di sini juga jadi pasokan air utama bagi kawasan industri Krakatau di Cilegon.

Sebagai cagar alam, Rawa Danau tidak bisa dikunjungi untuk tujuan wisata bagi masyarakat umum. Mereka yang bisa masuk ke Rawa Danau hanya yang memiliki tujuan pendidikan atau penelitian. Itupun harus mengantongi surat izin masuk kawasan konservasi (SIMAKSI).

Meski begitu, masyarakat masih bisa menikmati keindahan alam Rawa Danau dari luar kawasan. Misalnya di Mancak, bisa melihat hamparan Rawa Danau dari ketinggian. Lokasinya di sekitar Kantor Resor CARD di Desa Luwuk, Mancak.

Pemandangan lembah Bukit Hijau Rawa Danau dapat dilihat dari Pos Terpadu di ketinggian 300 meter di atas permukaan laut.

Tempat ini sering dikunjungi masyarakat Serang, Cilegon, dan sekitarnya karena selain menikmati keindahan alam, juga memiliki udara yang segar dan sejuk. Di sini masih banyak ditumbuhi pepohonan rindang

Masyarakat sekitar biasa menyebutnya “Paninjauan”. Di tempat ini, pengunjung bisa melihat pemandangan Kawasan Cagar Alam Rawa Danau dari ketinggian.

Selain Rawa Danau, dari sini juga terlihat deretan pegunungan di Kabupaten Pandeglang.

Paninjauan yang berada di Kecamatan Mancak terkenal sebagai sentra kelapa, melinjo, dan durian. Dari perkebunan rakyat menghasilkan antara lain kelapa, kopi, cengkeh, lada dan jambu mete. Selain itu daerah ini juga menghasilkan beraneka ragam buah-buahan antara lain pisang, mangga, kecapi, rambutan, jambu air, jambu batu, salak, nanas, pepaya, kacang tanah, ubi jalar, dan singkong.

Jadi, selain berkunjung ke Peninjauan untuk menikmati Rawa Danau, wisatawan sekalian berburu hasil berkebun ini.

Selain pemandangannya yang alami serta udaranya yang segar, tidak jarang pengunjung sengaja datang untuk menikmati durian khas Mancak yang diperoleh langsung dari kebunnya.

Di sepanjang jalan di kawasan ini banyak dijumpai durian dengan harga murah. Tersedia banyak pilihan tempat karena durian yang dijual tersebut rata-rata berasal dari kebun di sekitar lokasi yang pohonnya dapat dilihat.

Tidak perlu khawatir jika tidak sedang musim durian karena durian asal Palembang, Lampung dan wilayah lain juga dijual di sini. Selain durian, buah rambutan dan kecapi juga populer di sini. (Hilal)

Advertisement

Hilal Ahmad

Pembaca buku-buku Tereliye yang doyan traveling, pemerhati dunia remaja yang jadi penanggung jawab Zetizen Banten. Bergelut di dunia jurnalistik sejak 2006.
bisnisbanten.com