Kuliner

Pecel Lele Bunderan, Kriuknya Bikin Nagih

BISNISBANTEN.COM – Untuk menyantap hidangan pecel lele bukanlah hal yang sulit. Di setiap ruas jalan di Kota Serang hampir berdiri warung tenda yang menyediakan menu ikan satu ini. Namun tidak semua bikin nagih.

Mau yang nagih? Coba singgah ke pecel lele di Jalan Fatah Hasan, Bunderan Ciceri, Kota Serang. Yang paling bikin beda adalah sambelnya yang mantap medok ala-ala dan daging lelenya yang digoreng kriuk krispi ngonah. Meletup-letup di mulut.

Bagi yang tidak suka lele dan terlanjur datang ke sin karena diajak teman, tenang saja, tersedia menu lain yakni ayam goreng. Santui, harga ramah di kantong kok brur.

Advertisement

Tempat makan di Ciceri bundaran ini sangat mudah dijangkau. Ada di pinggir jalan. Layaknya warung tenda pecel lele lain, buka mulai sore sampai malam hari. Walaupun menggelar tenda, tapi area dapurnya berada di ruko loh.

Walaupun usaha warung tenda terlihat memang sederhana, namun siapa sangka banyak para pengusaha warung tenda pinggir jalan bisa raup omzet jutaan per hari. Terlebih lagi pecel lele merupakan salah satu hidangan yang paling merakyat. Menunya komplet, ada protein hewani hingga serat dari sayuran. Makanan ini biasa dijumpai nyaris di berbagai kota besar di Indonesia.

Dalam sejarahnya, pecel lele bermula dijual di daerah Jawa Timur, termasuk Lamongan pada 1970. Hingga pada akhir 1970-an, sejumlah penjual pecel lele mulai merantau ke Jakarta.

Lambat laun, penjual soto lamongan yang sudah lebih dulu jualan di Jakarta, menambahkan menu pecel lele. Ini seperti dituturkan Jali Suprapto yang berjualan soto lamongan di Jakarta sejak 1960-an.

Advertisement

Pecel lele itu tersebar mulai akhir tahun 1970-an, orang-orang mulai mengadopsi pecel lele untuk dijual bersamaan dengn soto lamongan di Jakarta dan akhirnya tersebar.

Alasan menu ini dinamai pecel meski tidak ada kandungan pecel yang identik dengan bumbu kacang karena pada awalnya bernama pecek lele. Pecek merupakan istilah yang digunakan warga Jawa Timur untuk cara menghidangkan makanan dengan cara dipenyet atau digeprek kemudian diberi sambal.

Namun di Jakarta terdapat makanan khas Betawi yakni pecak, hidangan ikan tawar yang digoreng atau dibakar dan disiram kuah santan dengan bumbu campuran cabai dan kemiri. Untuk menghindari kemiripan nama yang membuat salah persepsi, maka pedagang pecel lele mengganti nama menu mereka menjadi pecel lele.

Lele lebih dipilih dibandingkan gurame atau mujaer karena memiliki ketahanan hidup yang kuat sehingga ikan tetap segar sebelum dimasak. Lele ini memiliki labirin di dalam tubuhnya, jadi tanpa air atau di tempat berlumpur yang ekstrem pun bisa bertahan hidup. Dan saat digoreng masih segar.

Nah seperti itu serba-serbi pecel lele, hidangan yang cukup akrab dengan banyak orang di sekitar kita. (Hilal)

Advertisement
LANJUT BACA

Hilal Ahmad

Pembaca buku-buku Tereliye yang doyan traveling, pemerhati dunia remaja yang jadi penanggung jawab Zetizen Banten. Bergelut di dunia jurnalistik sejak 2006.