Keuangan

OJK Tekankan Pentingnya Penguatan Manajemen Risiko di Sektor Keuangan

BISNISBANTEN.COM Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui OJK Institute menggelar webinar bertajuk Risk Appetite and Risk Culture: Pilar Utama dalam Penguatan Manajemen Risiko di Sektor Keuangan pada Kamis, (9/10). Kegiatan ini merupakan upaya OJK untuk meningkatkan pemahaman dan penerapan manajemen risiko di sektor jasa keuangan agar semakin kuat dan berdaya saing tinggi.

Webinar tersebut diikuti oleh perwakilan lembaga keuangan, akademisi, dan praktisi industri yang memiliki perhatian terhadap penguatan tata kelola risiko. Dalam forum ini, peserta diajak memahami bagaimana risk appetite dan risk culture dapat menjadi fondasi penting dalam menjaga stabilitas lembaga keuangan di tengah dinamika ekonomi global yang terus berubah.

OJK menekankan bahwa risk appetite merupakan batas toleransi risiko yang dapat diterima oleh suatu organisasi, sementara risk culture mencerminkan sikap dan perilaku seluruh individu dalam menghadapi risiko. Kedua aspek ini tidak dapat dipisahkan karena menjadi pilar utama bagi terciptanya sistem manajemen risiko yang efektif dan berkelanjutan.

Advertisement

“Dengan memiliki risk appetite disupport dengan risk culture kita akan dapat mengelola atau mengatasi resiko yang akan meningkatkan stability,” ujar Ahmad Sidik. Dengan adanya pemahaman yang baik, lembaga keuangan diharapkan mampu mengidentifikasi potensi risiko sejak dini dan mengambil langkah strategis untuk meminimalkan dampak yang mungkin timbul.

Penerapan budaya sadar risiko di setiap tingkatan organisasi juga menjadi kunci dalam mencegah terjadinya pelanggaran tata kelola maupun kerugian yang disebabkan oleh kelalaian internal. OJK mengatakan bahwa sebelum menentukan seberapa besar risiko (risk appetite) yang siap diambil oleh suatu lembaga (misalnya bank atau perusahaan keuangan), lembaga tersebut harus lebih dulu memahami kapasitas risikonya (risk capacity) yaitu batas maksimum risiko yang sanggup ditanggung tanpa mengganggu stabilitas keuangan atau tujuan bisnisnya.

“Penetapan risk appetite itu sendiri harus dilihat dari risk capacity kita nanti diturunkan ke dalam apakah itu bisa mendorong kita,” jelas Tony, kepala direktorat prudensial dan integritas sistem keuangan OJK. Selain itu, OJK mengajak seluruh pelaku industri jasa keuangan untuk terus memperkuat kolaborasi dalam meningkatkan kapasitas manajemen risiko. Pengawasan berbasis risiko atau risk-based supervision yang dijalankan OJK akan berjalan lebih optimal apabila diimbangi dengan kesadaran dan kesiapan internal lembaga keuangan dalam menerapkan prinsip kehati-hatian.

(Sarah)

Advertisement

Advertisement
bisnisbanten.com