OJK Himbau Anak Muda Waspadai Tren Fomo, YOLO DAN FOPO
BISNISBANTEN.COM – Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi meminta para pelajar dan mahasiswa untuk tidak terjerat sikap Fear of Missing Out (FOMO), You Only Live Once (YOLO) dan Fear of Other People’s Opinion (FOPO) yang dapat menyebabkan terjerat pinjol dan investasi ilegal.
Ketiga istilah ini kini menjadi tren dimana kondisi yang marak dialami anak muda Indonesia saat ini. Hal ini disampaikan saat membuka kegiatan Kick-Off ISFO 2024 yang dihadiri ratusan mahasiswa dan pelajar secara online.
Melalui gelaran Indonesia seharian Financial Olympiad (ISFO) 2024 ini, OJK pun terus berupaya untuk menguatkan literasi dan pemahaman tentang narasi keuangan syariah bagi para anak muda, agar tidak terjerat gaya hidup yang merugikan aspek keuangan mereka.
“Kita melihat banyaknya anak muda sekarang atau adik-adik yang harus kita arahkan. Dan di dalam pembukaan ISFO 2024 ini, diharapkan jadi satu momen kita semua supaya adik-adik kita ini jangan terjerat fenomena FOMO, YOLO, dan FOPO, karena ini sangat konteksual,” ujar Frederica Widyasari Dewi, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, di acara Kick Off Indonesia Sharia Olympiade (ISFO) 2024, Senin, 24 Juni 2024.
Dirinya juga menjelaskan, fenomena You Only Live Once (YOLO) kerap membuat para anak muda merasa enggan berinvestasi, karena merasa harus memanfaatkan keuangan yang mereka miliki semaksimal mungkin karena hidup hanya sekali.
“Kalau YOLO ini, atau You Only Live Once, ini menyebabkan adik-adik kita enggak mau investasi. Karena semua yang kita miliki, kita habisin hari ini. Karena apa? Ya, we only live once, gitu istilahnya,” ungkapnya.
Kemudian fenomena lainnya yakni Fear of Missing Out (FOMO) alias takut ketinggalan. Frederica mengatakan, fenomena ini membuat anak muda merasa takut apabila tidak ikut-ikutan temannya, tentang apa yang sedang menjadi ‘crowd’ atau tren terkini.
Hal itu misalnya terjadi pada fenomena maraknya pengakuan para crazy rich atau orang yang mengaku sangat kaya, yang dalam usia muda sudah kerap memamerkan kekayaan tak rasional untuk seumurannya.
“Hal ini yang banyak menyebabkan anak-anak muda terjerat kasus-kasus penipuan dan menjadi korban, karena ikut-ikutan yang misalnya crazy rich-crazy rich yang bikin anak-anak muda terinspirasi, dalam tanda kutip ya,” kata Kiki.
Sementara yang terakhir yakni fenomena Fear of Other People Opinion (FOPO), adalah fenomena yang membuat para anak muda takut menjadi omongan teman-temannya, karena barang-barangnya tidak up to date atau mereka tidak ikut menonton suatu konser atau kegiatan yang sedang ngetren.
“Fenomena FOPO inilah yang menyebabkan para anak muda kerap terjerat utang. Kalau ini kemudian enggak kita cermati, para anak muda ini kemudian banyak yang misalnya menjadi korban pinjol ilegal, dan lain-lain,” ujar Kiki.
Maka di pembukaan ISFO 2024 ini, semua hal itu menjadi tantangan dan tugas serta tanggung jawab OJK dan semua pihak untuk mengimplementasi anak muda Indonesia agar kedepannya melek dalam hal keuangan dan ekonomi syariah. (Ismi)