Banten24

Kebutuhan Pribadi dan Makan Minum Jadi Penyumbang Inflasi di Kota Serang 

BISNISBANTEN.COM Kabutuhan pribadi dan makan minum menjadi pemyumbang inflasi di Kota Serang minggu ini. Selain itu Ayam ras, Bawang Merah, dan Rokok pun ikut serta.

Hal itu diungkapkan Asisten Daerah (Asda) II Bidang Pembangunan dan Perekonomian Kota Serang Yudi Suryadi, saat ditemui usai mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia M Tito Karnavian secara virtual di ruang rapat Walikota Serang, Senin (18/11/2024).

“Terkait inflasi Kota Serang, harga barang pokok agak naik, masih tetap disumbang  harga ayam ras, bawang merah, termasuk juga kebutuhan yang sifatnya perawatan pribadi, makan, minum, dan termasuk juga cigaret (rokok),” ungkapnya.

Advertisement

“Makan minum direstoran juga termasuk pemyumbang inflasi, karena sekarang ini perkembangan restoran cukup baik. Banyak orang yang go food, dan juga makan di restorannya itu sendiri,” imbuhnya.

Kata dia, secara keseluruhan Kota Serang dari sisi inflasi sekarang ini masih tetap di angka 2,25 persen. “Kalau dilihat standar yang ditetapkan oleh nasional, kita masih aman, dari nasional ± 1 persen, Kota Serang masih aman dari sisi inflasi,” katanya.

Selanjutnya Yudi mengatakan jelang natal dan tahun baru 2025 (Nataru) berdasarkan data dari Bulog Sub Drive Serang ketersediaan sembako masih aman. Pemkot nanti akan melakukan croscek ke Bulog terkait stok tersebut.

“Kita nanti akan croscek langsung ke Bulog terkait stok ini, apa benar stok aman sampai tahun baru,” ujarnya.

Advertisement

Menurut Yudi,  stok pangan di Bulog, khususnya stok Cadangan Beras Pemerintah Daerah (CBPD) Kota Serang itu masih aman, belum terpakai. CBPD milik Kota Serang masih ada kurang lebih sekitar 109 Ton.

“Prinsipnya CBPD  itu kan dipergunakan apabila terjadi sesuatu hal yang sifatnya mendesak, seperti bencana alam, banjir, atau saat harga beras sudah sangat tinggi, itu juga kan kategori bencana juga, nah disitulah CBPD kita gunakan,” terangnya.

“Kalau secara umumnya kita tetap harus menjaga Inflasi, kita tidak bisa inflasi di turunkan dan dinaikan tapi giman caranya inflasi supaya stabil karena inflasi terus juga kurang bagus. Deflasi juga membuat dampaknya perekonomian di bawah juga kurang bagus, kalau deflasi ekonomi kan tidak bergerak, jadi inflasi kita harus stabil aja,” sambung Yudi.

“Jadi intinya kita pemerintah daerah, pemerintah provinsi juga tetap harus bisa menjaga terhadap komoditas-komoditas mana saja yang tinggi. Kita juga berencana akan kerja sama dengan Bapanas untuk lakukan gerakan pangan murah dalam rangka menghadapi nataru. Nanti teknisnya di koorfinasikan dengan ketahanan pangan. Mudah-mudahan bisa dilakukan Desember nanti,” tutup Yudi. (Siska)

Advertisement
bisnisbanten.com