KulinerYoungpreneur

Dampak Pandemi, Jadi Alasan Buka Usaha Kuliner Maribukaa!

BISNISBANTEN.COM – Usia bukanlah patokan untuk memulai usaha. Seperti halnya perempuan asal Serang yang masih berusia 20 tahun ini yakni Ratu Mulya Auliyani.

Ratu memberanikan membuka usaha dengan sang kakak Ratu Anggi Moga Solehah pada tahun 2020 dengan bermodalkan Rp 300 ribu dan memanfaatkan peralatan yang ada di rumah.

Memiliki nama brand usaha Maribukaa, Ratu terjun ke dunia usaha atau bisnis di bidang kuliner.

Advertisement

Top 5 Duta Youngpreneur Bisnisbanten ini menceritakan awal mula merintis usaha dari ide sang kakak karena perekonomian keluarga yang menurun akibat dampak pandemi covid 19. Siapa sangka dari kisah tersebut kini Ratu dan sang kakak konsisten untuk berbisnis.

“Saat itu kami harus memutar otak mencari bagaimana caranya untuk bisa menghasilkan uang di tengah-tengah pandemi covid 19 dan akhirnya kaka saya Ratu Anggi Moga Solehah memiliki ide untuk berjualan. Karena spontan, jadi kami namakan usaha kami dengan nama maribukaa yang menyajikan jenis makanan baik manis maupun pedas by home made,” ungkap Ratu Mulya saat menceritakan kisahnya memulai bisnis kuliner.

Bagi Duta Fakultas Hukum Untirta ini, membuka bisnis di bidang kuliner merupakan langkah yang menarik dan memiliki peluang yang besar karena adanya pasar yang berkelanjutan dimana permintaan akan makanan tak ada hentinya. Pasalnya, makanan merupakan kebutuhan dasar manusia.

Advertisement

“Menurut aku bisnis makanan juga cenderung memiliki pasar yang relatif stabil dan terus berkembang. Selain itu potensi keuntungan bisnis makanan dapat memberikan potensi keuntungan yang menarik dan tingkat kerugiannya pun lumayan sedikit,” ucap Zetizens Icon 2019 ini.

Saat ini, Ratu menjual berbagai jenis menu makanan pedas dan manis home made by Ratu dan sang kaka seperti ayam geprek, ayam bakar, stup roti, salad buah, buko pandan, ceker mercon dan lainnya. Selain menu tersebut, Maribukaa juga menerima pesanan untuk catering.

Untuk harganya, dibanderol mulai dari Rp7.000 – Rp25 ribuan, ayam geprek jadi menu best seller di Maribukaa. Ratu juga mengungkapkan, jenis menu makanan tersebut akan ready hanya dengan sistem PO karena bisnis kulinernya ini ia pasarkan hanya melalui online via media sosial seperti Instagram dan WhatsApp.

Awalnya, Ratu dan sang kakak juga sempat membuka kedainya secara offline. Namun karena terkendala dengan waktu, kedua saudara ini memutuskan untuk berjualan secara online kembali.

“Sejauh ini kendalanya di pembagian waktu saja antara kaka saya yang kerja dan saya yang sedang berkuliah, tapi kami mengatasinya dengan cara tetap berjualan di hari senin dimana itu hari libur kaka saya dan kami menggunakan sistem PO setiap minggunya,” katanya.

Walaupun penjualan masih menggunakan sistem PO dan tak menentu. Ratu mengaku memeroleh keuntungan atau pendapatan dari hasil penjualan kurang lebih sebesar Rp1 hingga Rp 2 juta. Namun keuntungan atau omset akan naik saat pesanan katering membludak.

Seperti pemilik usaha lainnya, Ratu juga berkeinginan untuk mengembangkan bisnis miliknya tersebut.

Untuk itu, ia terus membuat inovasi akan menu yang dihadirkan dan gencar mempromosikan produknya melalui instagram dengan membenahi desain atau foto instagram agar lebih menarik konsumen.

“Semoga usaha saya dapat tetap berjalan dan terus berkembang sehingga dapat membuka gerai Maribukaa pada banyak tempat agar mudah dijangkau bagi setiap orang,” tutupnya. (Ismi)

Advertisement
LANJUT BACA