Kuliner

Sengaja Dijual, Marie Gosong Punya Berbagai Manfaat

BISNISBANTEN.COM – Sudah pernah merasakan Marie Gosong? Iya benar, Marie ini sengaja dijual dalam bentuk gosong.

Berbeda dengan biskuit yang dijual di pasaran dengan bentuk dan warna yang bagus dan menggugah selera, Marie jenis ini justru berwarna cokelat tua khas kue yang dimasak terlalu lama hingga gosong.

Dalam kemasannya tertulis “Marie Gosong” dengan plastik warna merah dan transparan. Marie ini bisa ditemukan di minimarket.

Advertisement

Asal tahu, biskuit tersebut memang sengaja dijual gosong untuk konsumen yang menderita sakit maag atau diabetes.

Dengan rasa agak pahit dan sedikit manis, Marie gosong ini cocok untuk yang kurang suka manis.

Marie gosong ini juga bisa menjadi solusi camilan yang aman untuk pencernaannya.

Margos atau Marie gosong ini jenis biskuit pipih yang gampang lumer di mulut.

Advertisement

Marie gosong ini dibuat dengan cara over baked atau pemanggangan berlebih sehingga menghasilkan marie yang agak hitam atau gosong.

Marie jenis ini jg bisa dijadikan makanan pengganjal bagi penderita maag agar tidak telat makan sehingga asam lambung akan berkurang karena telah terserap dengan Marie gosong ini.

Sejak 1962 hingga sekarang, Biskuit Marie Tungggal masih diminati masyarakat. Pabrik Biskuit Tunggal bukan hanya memproduksi biskuit marie susu yang mudah didapati di warung-warung atau di super market. Produk biskuit terkenal lainnya adalah Biskuit Tunggal Tutung (biskuit gosong). Atau yang kita kenal margos tadi.

Meskipun gosong namun jangan mengira bahwa margos ini harganya lebih murah dari marie lainnya yang manis.

Karena fungsinya sebagai camilan menyehatkan terutama bagi yang menderita maag bahkan penderita diabetes, Margos lebih mahal daripada Marie manis bahkan dua kali lipat harganya.

Selain untuk penderita diabetes, maag, dan gangguan pencernaan lainnya Margos juga bisa dicamil oleh orang sehat lho. Walaupun ada rasa pahitnya, tapi tetap enak kok.

Penasaran? Silakan rasakan langsung. (Hilal)

Advertisement

Hilal Ahmad

Pembaca buku-buku Tereliye yang doyan traveling, pemerhati dunia remaja yang jadi penanggung jawab Zetizen Banten. Bergelut di dunia jurnalistik sejak 2006.