Keuangan

Tentang Digital Rupiah, Alat Pembayaran Baru yang Dikeluarkan Oleh BI

BISNISBANTEN.COM – Bank Indonesia (BI) mulai menerbitkan desain Central Bank Digital Currency (CBDC) atau digital rupiah sebagai opsi pembayaran baru satu-satunya yang sah dan menjadi solusi masa depan.

Dilansir dari chanel YouTube Bank Indonesia, Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, digital rupiah prinsipnya sama dengan uang kartal rupiah saat ini. Baik fitur-fitur yang terdapat pada uang kertas rupiah saat ini ada juga didalam digital rupiah, pun dengan fungsinya.

Fungsi digital rupiah sama dengan uang kertas dan logam, yaitu sebagai unit of account. Sehingga nantinya 1 digital rupiah bisa untuk membeli barang beberapa unit.

Advertisement

Fungsi ini akan berguna jika Rupiah digital digunakan untuk bertransaksi antarnegara secara digital karena ada penghitungan nilai tukar atau kurs.

Digital Rupiah juga bisa untuk store of value. Store of value bisa diambil, disimpan, dan ditukar di lain waktu dalam sebuah rekening, dompet digital, maupun uang elektronik.

“Kita sudah biasa pakai uang elektronik kan, yang selama ini uang elektroniknya digunakan kemudian masuk ke rekening kita di bank. Kalau digital? Ada wallet digital. Punya wallet-nya? Nanti insya Allah ke depan ada wallet digital,” tutur Perry Warjiyo pada siaran langsung dalam acara BIRAMA, Senin (5/12/2022).

Perry Warjiyo menuturkan, alasan mengapa Bank Indonesia harus mengeluarkan digital Rupiah. Alasan pertama adalah karena Bank Indonesia adalah satu-satunya lembaga negara yang sesuai dengan Undang-Undang yang berwenang mengeluarkan digital rupiah. Alasan yang kedua adalah karena BI ingin melayani masyarakat.

Advertisement

“Ingin melayani masyarakat karena sekarang masyarakat kita secara demografi ada yang masih ingin menggunakan alat pembayaran kertas, dan menggunakan alat pembayaran yang berbasis rekening,” jelasnya.

Selain itu, milenial dan anak-anak di masa yang akan datang pasti membutuhkan digital rupiah.

“Tapi anak-anak kita, kawan-kawan kita, di Indonesia sekitar 60 persen itu anak milenial, apalagi anak-anak cucu kita. Mereka, anak-anak kita itu memerlukan alat pembayaran digital,” tambahnya.

Alasan ketiga adalah pengembangan digital Rupiah bisa mempererat kerja sama dengan lembaga-lembaga internasional.

Perry mengatakan, ke depan pihaknya akan terus bekerja sama dengan bank-bank sentral negara lain untuk merumuskan nilai tukar rupiah digital dengan mata uang negara-negara lain. (Dhori)

Advertisement
bisnisbanten.com