Optimalkan Penanganan Sampah, Bupati Serang Turunkan Armada Hingga ke Desa
BISNISBANTENCOM- Untuk mengoptimalkan penanganan sampah di Kabupaten Serang Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah menurunkan bantuan kendaraan operasional pengangkut sampah hingga ke desa. Meliputi 11 unit dump truck, 10 truk amrol, 29 kontainer, dan 48 cator.
Sebelumnya Tatu sudah memberikan kewenangan pengelolaan sampah kepada pemerintah kecamatan. Kali ini menurunkan puluhan armada angkutan sampah ke desa agar penanganan sampah lebih optimal.
Bantuan kendaraan operasional pengangkut sampah yang diperuntukkan bagi pemerintah kecamatan dan pemerintah desa itu diserahkan secara simbolis di Pendopo Bupati Serang, Kamis (5/1/2023).
“Sampah menjadi persoalan. Dan informasi yanh saya dapat, setiap hari masyarakat di 29 kecamatan dan 326 desa menghasilkan sekitar 1.000 ton sampah per hari. Makanya, penanganannya harus serius, tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah daerah, perlu keterlibatan masyarakat,” ujar Tatu dalam sambutannya.
Sejak dilantik menjadi Bupati Serang, Tatu mengaku sudah melakukan berbagai cara menangani persoalan sampah. Mulai dari meminta bantuan pemerintah pusat hingga mendatangkan investor. Sialnya, saat ini Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) CIlowong sudah diserahkan kepada Pemkot Serang.
“Saya tidak menyerah, dan kita terus berupaya, bertahap kita lakukan penanganan (tangani sampah-red),” tegas politisi Partai Golkar ini.
Beberapa cara yang sudah dilakukan Tatu untuk penanganan sampah, di antaranya pelimpahan kewenangan pengelolaan sampah dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kepada pemerintah kecamatan. Sebelumnya hanya sembilan kecamatan yang menerima pelimpahan penanganan sampah, tahun ini bertambah enam kecamatan, sehingga total menjadi 15 kecamatan. Atas pelimpahan itu, pemerintah kecamatan diberikan kendaraan operasional pengangkutan sampah dan anggaran.
“Desa dan masyarakat harus mulai mengelola sampahnya. Saat ini, ada 28 lokasi bank sampah di desa dan memilah sampah yang bernilai. Ke depan, semua sampah harus diolah mulai dari desa. Jika kita mau, mau kerja keras, semua bisa,”ajak bupati dua periode ini.
Menurut Tatu, desa bisa mengolah sampah plastik dan kertas yang kemudian dijual ke industri. Untuk sampah organik bisa dibuat untuk pengolahan magot dan pupuk kompos. Selanjutnya, yang tidak bisa diurai oleh desa bisa diambil oleh pemerintah kecamatan dan diolah menggunakan mesin.
Seperti sampah organik, disebutkan Tatu, sudah dibuat sistem pengolahan magot di Kecamatan Baros dan pangsa pasarnya ada untuk pakan ikan. Sampah organik tinggal dipilah, mau jadi kompos, atau magot. Tatu berharap, sistem pengolahan sampah di Baros bisa diduplikasi kecamatan lainnya.
“Semua fokus, camat mendampingi desa dalam pengelolaan sampah mandiri,” imbau Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Banten ini.
Tahun ini, diungkapkan Tatu, pihaknya juga akan meluncurkan dua mesin pengolahan sampah atau Incinerator di Kecamatan Kibin dengan kapasitas per mesin 20 ton sampah per hari. Kemudian juga ada perusahaan swasta yang berinvestasi membangun mesin refuse derived fuel (RDF) sampah di Kecamatan Bojonegara.
“Jika satu mesin incinerator bisa mengelola sampah 20 ton per hari, dengan potensi produksi sampah 1.000 ton per hari, kita butuh minimal 50 mesin. Dan anggaran kita belum cukup untuk memenuhi,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Tatu membagi tugas antara DLH, pemerintah kecamatan, dan pemerintah desa agar penanganan sampah lebih optimal.
“Jika kita berbagai tugas, jadi ringan. Kuncinya harus mau. Kalau tidak, kita akan menjadi lautan sampah. Makanya, kita harus bergerak bersama, tentu dengan masyarakat,” pesannya.
Di tempat yang sama, Kepala DLH Kabupaten Serang Prauri menambahkan, seiring pertumbuhan penduduk berdampak terhadap produksi sampah yang terus meningkat. Menurut Prauri, Bupati Serang sudah mengambil kebijakan strategis dengan memberikan kewenangan pengolahan sampah ke pemerintah kecamatan, pemerintah desa, dan dilakukan mandiri oleh masyarakat. Selain itu akan menyediakan mesin Incinerator dan juga kerja sama dengan swasta membangun mesin RDF.
“Kendaraan operasional persampahan kita bantu di tingkat kecamatan dan terus mendekatkan pengelolaan sampah di tingkat desa. Salah satunya, memfasilitasi pegiat persampahan di desa. Kuncinya seperti yang disampaikan Ibu Bupati, harus ada kemauan dan kebersamaan,”katanya. (Nizar)