Mahasiswa KKN Setia Budhi Ajak Masyarakat Lestarikan Makam Keramat Raden Arya Artapati

BISNISBANTEN.COM – Mahasiswa Kelompok 6 Pajagan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Setia Budhi Rangkasbitung memberikan edukasi kepada masyarakat di Kampung Genteng Asri, Desa Pajagan Kecamatan Sajira, Lebak, Provinsi Banten Dalam kegiatan KKN, mahasiswa juga mengajak masyarakat untuk melestarikan Makam Keramat Raden Arya Artapati dan sejarahnya sebagai situs penting dengan nilai spiritual yang mendalam.
Mahasiswa KKN meliputi Nurhadi, Mega Yulia Nurcholina, Cindi Tamala, Putri Indriyani, Inda Dwi Aulia, Septi Sati Rahayu, Gina Regiana, Salsabila Aulia Agustin, Sri Lasmi, M Rezi Rivaldo, Dita Ramadani, Riesti Yulvianti, Silvia Rahayu Sundari, Uzki Majani, Pipih Fauziah, Yunistira Sari, Siti Ujin, Nurul Khotimah, dan Erah Ermawati
Ketua Kelompok 6 KKN Universitas Setia Budhi Rangkasbitung, Nurhadi menilai, Makam Keramat Raden Arya Artapati yang ada di Kampung Genteng Asri harus dijaga dan dirawat, khususnya untuk masyarakat Kampung Genteng Asri. Caranya, disarankan Nurhadi, dengan memberikan perhatian dan edukasi nilai-nilai budaya spiritual untuk menyadarkan masyarakat yang kurang memperhatikan, terutama soal kebersihan di lingkungan makam dan sekitarnya.
“Sesepuh masyarakat yang ada di Kampung Genteng Asri sangat mengapresiasi sekali apabila ada yang memberi bantuan (untuk perawatan Makam-red),” ujar Nurhadi, Jumat (23/8/2024).
Selain mengedukasi masyarakat, Nurhadi pun mengajak anggotanya untuk melakukan rehabilitasi dan membersihkan Makam Keramat serta menjaganya dengan baik.
“Makam Keramat Raden Arya Artapati ini situs penting dengan nilai spiritual yang mendalam. Makam ini dipercaya sebagai tempat peristirahatan seorang tokoh bersejarah yang dihormati, dan sekarang jadi destinasi ziarah bagi banyak orang yang mencari kedamaian dan berkah,” terangnya.
Untuk merayakan dan menjaga warisan budaya tersebur, kata Nurhadi, masyarakat rutin melakukan ziarah dan doa bersama setiap tahun, tepatnya 2 Muharram (Kalender Masehi). Selain ziarah, masyarakat juga menggelar berbagai kegiatan budaya yang menonjolkan kekayaan tradisi lokal dan mendalami makna spiritual makam.
“Masyarakat luar juga suka diundang untuk bergabung dalam perayaan ini dan ikut serta dalam refleksi spiritual yang mendalam yang disebut dengan tradisi ‘Ngembang’,” katanya.
Tradisi ‘Ngembang’, dijelaskan Nurhadi, merupakan adat masyarakat yang biasanya dilakukan setelah panen bersamaan dengan upacara. Kegiatan ngembang biasa dilakukan masyarakat setelah melakukan pemanenan padi di sawah. Namun, biasa dilakukan masyarakat Desa Pajagan setelah panen, kini berubah menjadi adat berziarah ke makam leluhur, yaitu Raden Mas Arya Artapati.
“Praktik tradisional ini terhenti setelah lahan pertanian mereka dibuka dan dibanjiri oleh waduk Karian,” tutupnya. (Nizar)