Banten24

DKPP Cilegon: Waspada Panyakit LSD Pada Hewan Ternak

BISNISBANTEN.COM – Pasca meredanya Penyakit Mulut Kuku (PMK) pada hewan ternak, kini muncul penyakit baru, yakni bentol-bentol pada kulit hewan atau disebut Lumpy Skin Disease (LSD) yang sudah mengancam hewan sapi dan kerbau di wilayah Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Untuk mencegah penyakit LSD menyerang hewan ternak, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Cilegon memberikan penyuluhan kepada para peternak yang ada di Cilegon.

Kasus LSD sudah ditemukan di salah satu wilayah di Provinsi Banten yang menyerang hewan ternak sapi. Kejadian itu memicu reaksi Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit tersebut.

Advertisement

Kepala DKPP Cilegon Efa Sarifah mengatakan, pihaknya hingga saat ini belum menemukan kasus LSD yang menyerang pada hewan ternak di Cilegon. Kendati demikian, pihaknya tetap rutin melaksanakan pemantauan dan pemeriksaan kesehatan hewan pada hewan ternak yang ada di masyarakat peternak. Pihaknya juga sudah melakukan langkah pencegahan, dengan memberikan penyuluhan mengenai bahaya penyakit LSD dan pencegahannya.

“Alhamdulillah di Cilegon belum ditemukan penyakit LSD. Kami terus memberikan penyuluhan kesehatan hewan kepada peternak, agar ketika ditemukan kasus itu para peternak mampu mengatasinya,” ujar Efa kepada bisnisbanten.com usai meninjau hewan ternak milik warga, Selasa, (7/3/2023).

Di tempat yang sama, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang (Kabid) Pertanian pada DKPP Cilegon drh Dina Safitri menambahkan, saat ini petugas kesehatan hewan Bidang Pertanian DKPP bersama Balai Veteriner Subang sedang mengambil sampel darah pada sekira 60 ekor sapi di wilayah Kecamatan Grogol, Pulomerak dan Cibeber untuk mencegah penyebaran LSD di Cilegon.

Advertisement

Dijelaskan Dina, LSD merupakan penyakit benjol kulit pada sapi yang disebabkan virus cacar (pox virus). Gejala LSD, di antaranya demam, penurunan nafsu makan minum, dan benjol-benjol pada kulit. Penyakit LSD, kata Dina, tidak bersifat zoonosis atau tidak menular kepada manusia. Namun, lanjut Dina, jika terserang penyakit LSD pada hewan, maka menyebabkan kerugian ekonomi yang besar, karena terjadi penurunan berat badan, penurunan produksi daging, hingga susu dan hewan majir (tidak produktif).

Dina pun mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan, dengan saling menyebarluaskan informasi mengenai penyakit LSD.

“Jika terdapat gejala atau ditemukan penyakit LSD pada hewan, diharapkan masyarakat bisa melaporkan ke DKPP agar bisa dikendalikan dan kesehatan hewan ternak di Cilegon tetap terjaga,” imbaunya. (dik/zai)

Advertisement

Muhammad Siddik

Wartawan bisnisbanten.com