Lifestyle

Psikolog : Pola Pikir Orang Tua Harus Diluruskan, Pendidikan Bermula dari Rumah Bukan Sekolah

BISNISBANTEN.COM — Saat ini merupakan waktu sekolah membuka pendaftaran bagi calon siswa baru, masing-masing sekolah memasarkan keunggulan yang dimilikinya. Momen ini menjadikan orang tua memilih sekolah mana yang bisa memberikan pendidikan terbaik bagi anak. Sekilas tidak ada yang keliru bukan dengan pernyataan tersebut? Sebab setiap orang tua pasti menginginkan anaknya mendapat pendidikan dan lingkungan yang baik. Namun, dalam hal ini pola pikir orang tua perlu diluruskan, karena pendidik yang baik adalah kedua orang tua, lingkungan pendidikan yang baik, bermula dan paling utama adalah di rumah, bukan di sekolah.
Lembaga pendidikan seperti sekolah merupakan salah satu sarana yang bisa membantu anak tumbuh, berkembang, dan mendapat pendidikan yang baik. Namun rumah merupakan tempat palig utama dan paling mendasar bagi anak mendapat pendidikan. Orang tua tidak bisa melepas sepenuhnya proses pendidikan ke sekolah, melainkan perlu adanya kerjasama penuh antara sekolah dan rumah.
Dalam memilih sekolah, orang tua perlu menentukan sekolah yang memiliki value yang sama dengan apa yang diterapkan di rumah, sehingga adanya kesinambungan, kesamaan, dan bisa saling bekerja sama dalam mendidik anak. Orang tua berkolaborasi dengan sekolah dalam memberikan pendidikan terbaik bagi anak. Dan hal ini tidak selalu diukur dari besarnya biaya sekolah atau kelengkapan fasilitas yang menunjang di sekolah. Sekolah, hanya merupakan pihak yang melakukan pengembangan dan pendidikan lanjutan yang sudah dimulai dari rumah.
Psikolog Elly Risman, dalam akun Instagram-nya @elly.risman menyampaikan, sudah saatnya orang tua koreksi kesalahpahaman yang sudah terjadi selama ini, bahwa pendidikan anak bukan hanya tanggung jawab sekolah. Menurutnya, pendidikan yang komprehensif butuh kolaborasi antara sekolah dan rumah.
“Pendidikan berlangsung di rumah, pembelajaran di sekolah. Sekarang pendidikan pun kita harapkan di sekolah, dengan kita bayar sekolah, kita berharap semua dilakukan di situ dalam 8 jam, nggak lah nak…masing-masing ada hisabnya. Guru dihisab dengan tugasnya, ayah dihisab dengan tugasnya, ibu juga dihisab dengan tugasnya,” papar psikolog kondang ini dalam cuplikan podcast bersama Yulia Rachman.
Dalam podcast bertajuk Grow as a Parent ini, Elly Risman mengatakan karena pola pikir eksportisasi tanggung jawab pendidikan hanya di sekolah sudah cukup lama berlangsung, membuat banyak orang tua kehilangan fungsi dalam pendidikan anak di rumah.
“Orang tua jadi less function karena sudah di subkontrakkan ke sekolah. Itu yang harus disadari bahwa pendidikan itu di rumah, sedangkan pembelajaran di sekolah.” Paparnya.
Sementara itu, menurut Psikolog Yuli Suliswidiawati, kebanyakan orang tua cenderung menuntut sekolah menjadikan anak-anak pintar. Padahal, sejatinya proses pendidikan yang dilakukan di sekolah hanyalah lanjutan dari apa yang sudah terbentuk dari rumah.
“Proses pendidikan formal, dalam sekolah apa pun, yang menjadi pilihan orang tua dan anak yang bersangkutan bukanlah tempat utama dan pertama untuk membentuk anak hingga menjadi sukses pada kemudian hari,” ungkapnya.
Yuli mengatakan, yang perlu diluruskan juga orang tua jangan hanya berharap menjadi pintar dan menguasai pengetahuan saja, melainkan mesti memiliki kemampuan di aspek lainnya seperti kematangan emosional, kemandirian, dan empati.

Advertisement
bisnisbanten.com