Indahkiat- BSD Jalin Kerjasama Kelola Sampah
BISNISBANTEN.COM – PT Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP) Serang menjalin kerjasama dengan
Bank Sampah Digital (BSD) yang didirikan sejumlah anak muda dalam pengelolaan sampah di masyarakat. BSD yang sudah berdiri sejak Desember 2020 itu, memiliki akses langsung mensuplai sampah kertas sebagai bahan baku kertas daur ulang (KDU) kepada perusahaan Grup Sinarmas tersebut.
Itu disampaikan Head of Corporate Sosial Responsibility (CSR) PT IKPP Serang Dani Kusumah pada acara Temu Media di Hotel Horison Ultima Ratu, Kota Serang, Senin (17/4/2023). Turut hadir Public Affairs Manager PT IKPP Arif Mahdali, Public Affairs Supervisor PT IKPP Syamsul Rijal, dan CEO BSD Desty Eka Putri Sari.
Dani mengatakan, pihaknya bermitra dengan BSD dalam pengelolaan sampah. kata Dani, kebutuhan sampah perusahaannya bisa mencapai ribuan ton per bulan. Sementara BSD puluhan ton per bulan. Maka dari itu, pihaknya menjalin kerjasama dalam penanganan sampah bersama BSD. Pihaknya tidak melihat dari sisi volume sampah yang diterima, melainkan semangat, konsep, dan strategi yang dilakukan BSD dalam penanganan sampah tersebut. Strateginya, yakni melakukan penjaringan di berbagai wilayah, utamanya Kabupaten dan Kota Serang. Kemudian, sampah diambil setiap bulan dan dipilah, mana sampah kertas, plastik, dan organik.
“Itu yang menarik (strategi penanganan sampah-red). Untuk sampah kertas masuk kita. Saat masuk ke kita, disampaikan informasinya bahwa strategi untuk masuk ke kita. Supaya nilai jual tinggi harus dipilah, sampah coklat, warna, kertas putih itu dipilah, jadi nilai makin tinggi,” terang Dani kepada awak media.
Selain itu, pihaknya juga memberikan pembelajaran kepada BSD mengenai kadar moisture atau tingkat kelembapan airnya dari sampah. Kata Dani, selama ini banyak kenakalan yang terjadi, dimana sampah dicampur air lalu dibungkus. Terkadang, kardus diberi air sehingga beratnya bertambah.
“Sementara di kami (PT IKPP-red) ada alat pengecekan moisture. Kalau melebihi kadar airnya dari toleransi, maka akan kena pinalti. Jadi, dikasih tahu ke BSD cara masuk ke tempat kita,” katanya.
Sampai saat ini, disebutkan Dani, total sampah yang sudah disuplai ke PT IKPP mencapai 16 ton. Kata Dani, BSD melakukan kegiatan dari nol, sejak tidak ada hubungan kerja sampai bisa masuk langsung. Saat ini, sambung Dani, posisi BSD menjadi suplier, sehingga harga jual sampahnya sama dengan suplier, serta dijemput oleh perusahaan sebagai bentuk kepedulian terhadap BSD.
Ke depan, kata Dani, pihaknya berencana menyosialisasikan terkait penanganan sampah tersebut ke sekolah dan dunia usaha agar ikut menggalakkan kampanye lingkungan. Dari sisi edukasi pemanfaatan kertas daur ulang, menurut Dani, memiliki sisi ekonomi luar biasa dan fantastis. Selama beroperasi, dipastikan Dani, BSD tidak ada gesekan dengan pemulung atau pihak lainnya.
“Jadi, peluang di sana (penanganan sampah-red) banyak. Kita adalah mitra. Ke depan akan dikembangkan dalam bentuk kegiatan CSR. Karena, ada sisi humanis ada sisi CSR, bukan hanya bicara bisnis to bisnis,” ujar pria berkacamata ini.
Dani menambahkan, pembayaran sampah dari PT IKPP kepada BSD dilakukan melalui koperasi Karyawan PT IKPP. Setelah itu, pihak koperasi melakukan tagihan kepada PT IKPP sama halnya dengan suplier.
“Untuk kertas coklat harganya kisaran Rp2.200-2.500 per kilogram. Sedangkan kertas putih lebih tinggi lagi. Hasil evaluasinya bagus, karena mereka (BSD-red) profesional,” tegasnya.
Di tempat yang sama, CEO BSD Desty Eka Putri Sari mengatakan, pihaknya merupakan sosial enterprise atau perusahaan pengolah sampah kering berbasis pemberdayaan. Saat ini, disebutkan Desty, sudah ada 200 titik di Serang Raya, tersebar di Kabupaten Serang 41 titik, Kota Serang 117 titik, dan Cilegon 31 titik.
Desty mengetahui jika PT IKPP skala produksinya besar dan biasa menerima sampah ratusan ton. Sedangkan BSD fokus pengolahan sampah di hulu yanh nasabahnya komunitas RT RW, ibu arisan, pengajian, wirawise yang fokus ke hotel, restoran dan kafe yang membuka ruang buat BSD. Sampahnya ditimbang kepada BSD untuk diputar menjadi modal mereka.
“Tentu akses ini jadi peluang buat kami untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan. Kalau tidak ada open mind dan open heart dari industri (PT IKPP-red), star up seperti kita apalah daya, akan kalah bersaing dengan Industri,” katanya.
Poinnya, kata Desty, bagaimana PT IKPP mendukung gerakan anak muda BSD yang mempunyai visi agar lingkungan lestari, masyarakat sejahtera 2045. Menurutnya, kerjasama dengan PT IKPP meningkatkan legitimasi sisi kelembagaan, melainkan juga kerjasama multi pihak agar dapat capaian bersama.
Desty menambahkan, nasabah BSD saat ini hampir 3.500 orang dari kalangan menengah ke bawah. Di BSD juga ada 10 program yang digagas, di antaranya Bank Sampah harus berdiri, setelah itu dibentuk rumah edukasi, sedekah sampah, lumbung pangan, hingga BSD Mart.
“Jadi mengurangi akses untuk langsung pinjam ke bank keliling atau ke pinjol. BSD sudah berikan permodalan bergulir ke 110 nasabah, dari awalnya 17 piloting murni pembiayaan dari BSD,” ungkapnya. (Nizar)