Tips Perencanaan Keuangan yang Pas untuk Freelancer
BISNISBANTEN.COM — Menjadi seorang pekerja lepas biasa disebut freelancer mempunyai banyak keuntungan diantarnya adalah waktu bekerja yang fleksibel selama dapat memenuhi waktu klien sesuai waktu yang dibutuhkan. Namun, seorang freelancer juga mempunyai beberapa permasalahan yang bisa dikatakan sebagai tantangan finansial yang harus dihadapi, tantangan finansial berupa keuangan yang diterima seorang freelancer yang tidak menentu, dan resiko kehilangan pekerjaan juga lebih besar karena pekerja lepas tidak terimat kontrak.
Seperti yang tertulis di Financial Planning Standards Boards Indonesia bahwa perencanaan keuangan bisa diartikan sebagai suatu proses seseorang untuk mencapai tujuan tertentu melalui perencanaan keuangan secara intergrasi dan terencana. Tujuan perencanaan finansial yang dimaksudkan dalam artikel ini bisa berupa persiapan dana pendidikan bagi anak, dana hari tua bagi freelancer dan pasangan hidupnya, dana untuk membeli rumah, warisan bagi keluarga, dana untuk beribadah haji dan persiapan dana lain-lainya.
Pada intinya, mereka yang digolongkan sebagai freelancer bisa jadi memiliki profesi yang beragam mulai seniman, dokter, konsultan, atlet, hingga influencer di media sosial bisa dikatakan sebagai pekerja lepas. Seperti apa perencanaan keuangan yang ideal bagi para pekerja freelance? Berikut tips dari Lifepal.co.id.
1. Usahakan Pengeluaran Selalu Tetap
Mungkin pendapatan seorang freelancer terbilang tidak tetap tapi usahakan dengan baik agar jumlah pengeluarannya memiliki rata rata yang tetap. Lakukan pencatatan pengeluaran dengan rincian sebagai berikut, baik secara bulanan atau
tahunan:
– Pengeluaran wajib: membayar pajak dan utang.
– Pengeluaran untuk kebutuhan pokok: makanan dan minum, hingga kebutuhan operasional rumah sehari-hari.
– Pengeluaran untuk memenuhi tujuan finansial: investasi (jangka panjang dan pendek)
2. Pengeluaran untuk proteksi: pembayaran premi asuransi
– Pengeluaran yang bersifat keinginan: pengeluaran untuk gaya hidup, hobi, traveling, layanan streaming, dan lain sebagainya.
3. Lakukan Perencanaan Pajak dengan Baik
Seorang freelancer bukanlah pegawai, maka dari itu mereka sendiri yang harus mencatat penghasilan yang di dapat selama satu tahun.
4. Jaminan kesehatan harus ada
Menurut Riset dari Willis Tower watson menyebutkan bahwa kenaikan biaya kesehatan di Indonesia sebesar 10% per tahun. Sementara itu, melihat data Inflasi Indonesia Menurut Kelompok Pengeluaran yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), sejak Juli hingga Agustus 2020, Indonesia mengalami deflasi. Namun pengeluaran untuk kesehatan justru naik 0,29% di Juli, 0,06% di Agustus, dan 0,16% diSeptember 2020. Kenaikan biaya inipun menyebabkan inflasi tahun kalender untuk kategori pengeluaran kesehatan naik 2,13% di 2020 ini.
5. Gunakan Pendekatan Pengeluaran untuk Memilih Asuransi Jiwa
Jika Anda memilki tanggungan atau sebuah utang, maka pastikan Anda terlindungi oleh asuransi jiwa, karena jika kita terlindungi oleh asuransi jiwa jika nanti kita meninggal dunia maka uang pertanggungan (UP) dari asuransi jiwa akan cair, dan dapat digunakan oleh orang yang kita tinggal. Manfaatkan perhitungan expense based value (EBV) untuk menghitung besaran UP yang kita butuhkan. Berikut adalah rumus dari EBV.UP = Pengeluaran bulanan x 12 Asumsi bunga deposito
Instrumen pendapatan tetap seperti deposito atau surat berharga negara maupun korporasi itu sangat berbeda untuk menjaga kesehatan para pekerja freelancer, karena bunga yang dibayarkan tersebut akan menjadi penghasilan/pendapatan pasif yang tentunya akan menambah pemasukan bagi seorang pekerja lepas setiap bulannya. Sementara itu, instrumen pertumbuhan seperti reksa dana, saham, atau logam mulia, sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan finansial pekerja freelance dalam jangka pendek,menengah, atau panjang, seperti untuk membeli rumah, menyelenggarakan pesta pernikahan, mempersiapkan kebutuhan anak yang akan lahir, atau biaya pendidikan anak, hingga menyediakan dana pensiun.
Seorang freelancer harusnya menulis tujuan keuangan mereka sendiri dalam jangka pendek dan jangka panjang dengan rinci. Kemudian, mereka dapat menentukan instrumen investasi yang sesuaidengan profil risiko mereka. (susi)