Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Banten Kordinasi Persiapan Hari Raya
BISNISBANTEN.COM — Menghadapi bulan Ramadhan dan menyambut Hari Raya Idul Fitri 1422 H, TPID Provinsi Banten pada Kamis (22/4) menyelenggarakan High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Banten. Rapat ini dipimpin oleh Ahmad Syaukani mewakili Gubernur Banten, Kepala Biro Bina Perekonomian Setda Provinsi Banten, dan dihadiri oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten Erwin Soeriadimadja, Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Banten Adhi Wiriana, serta para anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Banten dan TPID Kabupaten/Kota se-Banten.
Adapun agenda High Level Meeting kali ini yakni meningkatkan kesiapsiagaan pasokan pangan di Bulan Suci Ramadhan dan menyambut Hari Raya Idul Fitri tahun 2021 di masa new normal. HLM TPID juga merupakan salah satu bentuk komitmen Tim Pengendalian Inflasi Daerah dalam upaya pengendalian harga di Banten dengan mengacu pada kerangka strategi 4K, yakni keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif.
Dalam paparannya, Erwin Soeriadimadja menyampaikan prospek pemulihan ekonomi diprakirakan terus berlanjut ditopang oleh ekspor, perbaikan konsumsi dan kinerja sektor Perdagangan, hotel dan Restoran (PHR) di sebagian besar wilayah nusantara. Dari sisi pergerakan harga, hingga Maret 2021 inflasi nasional diseluruh wilayah tetap rendah diawah 2 persen. Memasuki periode HBKN, tekanan inflasi Provinsi Banten diprakirakan meningkat sesuai pola musimnya terutama bersumber dari komoditasi volatile food (VF) seperti bawang merah, telur ayam ras, dan daging sapi yang secara historis merupakan penyumbang inflasi pada periode HBKN Ramadhan dan Idul Fitri.
Selain bersumber dari komponen VF, kenaikan kenaikan harga periode HBKN secara historis juga disumbang oleh komoditas transportasi, harga rokok, dan pendukung rumah tangga. Adapun untuk keseluruhan tahun 2021, inflasi diprakirakan pada kisaran sasarannya yaitu 3±1% dengan risiko pendorong inflasi terutama dari kenaikan harga pangan seiring normalisasi demand pada HBKN dan kemungkinan moderasi produksi akibat cuaca ekstrem.
Erwin juga menyampaikan, dari beberapa rapat koordinasi pengendalian inflasi di kabupaten atau kota ada berbagai langkah pengendalian harga sebagaimana tertuang dalam kerangka 4K dan perlu dilakukan sesuai prioritas sehingga dapat diintensifkan guna memperoleh dampak yang efektif. Upaya yang dapat dilakukan yakni dengan mengIntensifikasi program 4K yang belum tereksekusi. Selain penguatan program 4K, Erwin menyampaikan upaya lain yang dapat dilakukan mendorong ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga yaitu kerjasama perdagangan antar daerah (KAD).
“Pelaksanaan kerja sama antar daerah perlu terus ditingkatkan melalui optimalisasi peran BUMD Agrorbisnis. Selanjutnya, pengembangan UMKM pangan perlu diarahkan pada korporatisasi agar kapasitas produksi semakin besar sehingga dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan efisien dengan pemanfaatan platform digital,” katanya.
Dan terakhir, mendorong regenerasi melalui program Tani Milenial yang telah dilaksanakan secara nasional sejak tahun 2019 dan terus meluas dengan berkolaborasi dengan berbagai pihak di daerah termasuk perguruan tinggi dan pesantren. Tentunya program ini dapat menjadi salah satu cara untuk memberikan lapangan kerja kepada masyarakat, terutama pada masa pandemi saat ini.
Adapun pada kesempatan kali ini, Kepala Biro Bina Perekonomian Setda Provinsi Banten Ahmad Syaukani juga menggarisbawahi kembali pentingnya menjaga ketersediaan pasokan komoditas pangan strategis, seperti telur dan daging ayam ras yang secara historis menyumbang inflasi jelang Idul Fitri.
Sementara itu, Kepala BPS Provinsi Banten Adi Wiriana menyampaikan perlunya meningkatkan daya beli masyarakat guna mendorong pemulihan ekonomi Provinsi Banten. Adhi juga menambahkan perkembangan harga, khususnya pada komoditas volatile atau bergejolak hingga minggu keempat April 2021 terjaga stabil. Namun beberapa menunjukkan peningkatan, seperti telur ayam ras, aneka bawang, gula pasir dan minyak goreng.
Selanjutnya, berbagai upaya stabilisasi harga bahan pokok yang akan dilakukan jelang HBKN 2021 disampaikan oleh Babar Suharso, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan meliputi pemantauan Pasar Rau serta berbagai operasi pasar komoditas strategis seberti cabai rawit, kedelai dan gula pasir berkerjasama dengan Satgas Pangan Polda Banten.
Secara umum, ketersediaan komoditas pangan strategis di Banten selama bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1422 H dipandang mencukupi kebutuhan masyarakat Banten. Selanjutnya, baik Bank Indonesia maupun Tim Pengendalian Inflasi Daerah Provinsi Banten mempunyai pandangan yang sama, bahwa berbagai langkah koordinasi maupun sinergitas antar pemangku kepentingan dan pelaku ekonomi tersebut tentu diharapkan terus terjalin demi mendorong pemulihan ekonomi daerah dan nasional yang berkesinambungan serta menjaga kestabilan harga dan ketersediaan bahan pangan. (susi)