UMKM

Talas Beneng Pandeglang Disulap Jadi Tembakau Herbal dan Diekspor Hingga Keluar Negeri? Wow

BISNISBANTEN.COM — Talas beneng mampu berkontribusi positif mengantarkan Pandeglang dikenal hingga kancah internasional. Melalui kreativitas dari tangan-tangan terampil masyarakat Pandeglang, talas beneng disulap menjadi tembakau herbal. Bahkan tembakau herbal dari talas beneng ini sudah diekspor keluar negeri, antara lain Malaysia.

Ide awal membuat tembakau berbahan dasar daun talas ini, mereka ingin mencoba membuat rokok dari tembakau yang rendah kadar nikotin sehingga tidak merugikan kesehatan.

Tembakau herbal dari talas beneng ini kreativitas dari sekelompok anak muda di Kampung Cilaja, Kelurahan Cilaja, Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang. ANTVklik.com menyebut, awalnya mereka mencoba menggunakan daun lain sebagai bahan dasar tembakau. Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya mereka menggunakan daun talas yang diambil dari sekitar kaki Gunung Karang untuk dijadikan sebagai bahan tembakau.

Advertisement

Ardi Maulana, Ketua Asosiasi Pelaku Usaha Talas Beneng (Asputaben) Pandeglang dalam sebuah wawancara menjelaskan, mereka sudah melakukan ini kurang lebih sejak dua tahun lalu.

Ardi menyebut, tanaman talas beneng bukan hanya diolah dijual umbinya melainkan daunnya. Jika umbinya digunakan sebagai bahan makanan, maka daunnya ternyata bisa diolah sebagai bahan tembakau loh.

Nah, untuk daun talas beneng bahkan diekspor ke Australia. Selain itu, daun talas ini juga dijual ke Selandia Baru.

“Malaysia juga minta dau talas untuk bahan rokok herbal,” imbuh Ardi.

Advertisement

Total ekspor mereka bukan dalam sekecil. Jika dijumlah, setiap bulan mereka bahkan bisa mengekspor sekitar 30 sampai 40 ton tembakau talas beneng. Bisa dibayangkan dari bisnis talas beneng pemuda asal Pandeglang, meraup puluhan juta rupiah per bulan. Tentu saja, ini kabar menggembirakan di tengah pandemi Covid-19, karena penjualan tembakau herbal talas beneng ini tetap survive. Belum lagi, usaha ini membuka lahan pekerjaan di tengah maraknya isu PHK karena pandemi.

Tingginya angka permintaan pasar terhadap daun dan umbi talas beneng ini, membuat Ardi membuka lebar para petani yang ingin bermitra untuk bersama-sama maju mengembangkan talas beneng. Ini karena talas beneng merupakan hak paten Banten yang sudah tersertifikasi.

Ardi menilai potensi ekspor talas beneng masih terbuka luas.

“Potensi ekspor talas beneng sangat menjanjikan, untuk itu harus segera direalisasikan perluasan lahan tanam,” harapnya.

Sekadar informasi, talas beneng (Xanthosoma undipes k.koch) merupakan salah satu jenis umbi talas yang memiliki ciri unik dan berbeda dari talas pada umumnya. Dari sisi warna, talas beneng memiliki warna kuning pucat yang berbeda dari talas biasa, yaitu putih. Selain itu, ukurannya pun bisa mencapai 2 meter dengan berat sekitar 40 kg, dan ukuran lingkar luar batang mencapai 50 cm.

Pohon talas beneng yang berukuran jumbo.

Talas beneng awalnya merupakan tanaman liar yang sudah 12 tahun menjadi budi daya yang menguntungkan bagi masyarakat di wilayah tersebut. (hilal

Advertisement

Hilal Ahmad

Pembaca buku-buku Tereliye yang doyan traveling, pemerhati dunia remaja yang jadi penanggung jawab Zetizen Banten. Bergelut di dunia jurnalistik sejak 2006.
bisnisbanten.com