Sosok

Salut! Meski Kegiatan Padat, Aktivis Perempuan Ini Tetap Unggul di Akademik

BISNISBANTEN.COM – Tidak banyak orang khususnya mahasiswa yang mampu me-manage waktunya dengan baik, apalagi membagi waktunya untuk kuliah, organisasi, mondok salafiyah, dan bisnis secara bersamaan dengan baik.

Namun berbeda dengan gadis cantik yang satu ini. Sari Ratna Dewi, mahasiswi Fakultas Dakwah di UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten ini berhasil membuktikan, bahwa meskipun menjadi aktivis organisasi HMI, kuliahnya tidak terbengkalai, bahkan bisa sambil mondok salafiyah dan berbisnis.

Sebagai aktivis, Dewi menjabat sebagai Bendahara Umum Kohati HMI Cabang Serang, sedangkan untuk di lingkungan kampusnya, ia menjabat sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan, Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.

Advertisement

Di samping aktif dalam berorganisasi, Dewi juga mampu melakukan bisnis kecil-kecilan. Ia mencoba peruntungan menjadi reseller produk kecantikan “SR12”. Dari aktivitasnya sebagai reseller, ia mampu meraup omzet dua juta selama satu bulan.

“Itu kan (bisnis) modal Hp doang, waktunya gak terbatas, jadi selalu nyempetin buat promosi, dan COD. Ya, cukup lah untuk kantong, dan enggak harus minta ke orang tua lagi. Kalau pas semester I saya jadi reseller Oriflame,” katanya kepada Bisnisbanten.com.

Di malam hari, aktivitas Dewi banyak dilakukan di pondok salafi Raudhatul Qoni’in, Cipare Kota Serang. Ia memilih mondok dari pada kos, agar ia bisa terus memperdalam ilmu agama. “Kuliah pagi sampai zuhur, pulangnya di organisasi, diskusi. Sore ngaji di pondok,” terang anak ketiga dari lima bersaudara tersebut.

Meski begitu, Dewi yang bercita-cita ingin jadi Menteri Pemberdayaan Perempuan RI ini mampu mengikuti perkuliahan sebagaimana mestinya, dan berhasil menyelesaikan kuliahnya dengan baik, bahkan masuk ke dalam katagori lulusan termuda di UIN SMH Banten, dan berhasil menggondol gelar “S.Sos”.

Advertisement

Dara kelahiran 18 Januari 1996 ini sebentar lagi akan diwisuda pada 16 Desember 2017 bersama ratusan sarjana lainnya. IPK yang berhasil dicapai Dewi adalah 3,68.

Menurutnya, ada empat peran yang harus dicapai setiap perempuan. Pertama, menjadi anak yang baik dan berbakti kepada kedua orang tuanya. Kalau, harus jadi seorang istri yang baik, bisa memanage uang, bisa masak, dan mengurus suami. Ketiga, harus menjadi ibu yang baik.

“Ibu yang memberikan kasih sayang dan pendidikan pertama bagi anak-anaknya kelak. Dan keempat, Citizen masyarakat. Kita juga bisa menjadi perempuan karir, karena di dalam UU, wanita diberikan 30 persen untuk tampil di ranah publik, seperti di pemerintahan atau DPR baik di tingkat kota, Provinsi, maupun sekala nasional,” pungkas Dewi.

Well, cara Dewi dalam memanage waktu antara kuliah, organisasi, mondok salafiyah, dan berbisnis ini bisa dicontoh, khususnya bagi yang masih kuliah. (AHR/NUA)


Penulis : Ahmad Haris
Editor : Nurzahara Amalia

Advertisement