Banten24

Pemkab Serang Berdayakan KIM Turunkan Angka Kasus Stunting

BISNISBANTEN.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang melalui Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik (Diskominfosatik) memberdayakan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) yang tersebar di 29 kecamatan untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Serang membantu Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Dinas Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKBP3A) sebagai leading sektor program tersebut.

Hal itu terungkap pada kegiatan Pembinaan dan Pemberdayaan KIM di Gedung D Universitas Primagraha (UPG) Cinanggung, Kota Serang, Kamis (13/7/2023). Kegiatan bertemakan ’Turunkan Stunting melalui Pemberdayaan peran KIM’ itu kolaborasi antara Diskominfo Statistik dan Persandian (SP) Provinsi Banten dan Diskominfosatik Kabupaten Serang.

Kegiatan dihadiri Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Informasi dan Kemitraan Komunikasi pada Diskominfo SP Banten Akhmad Subhan Syafaat, Kabid Komunikasi Informasi Publik (KIP) pada Diskominfosatik Kabupaten Serang Ahmad Jajuli, dan puluhan anggota KIM. Sebagai nara sumber, yakni Kepala Dinkes yang juga selaku Plt Kepala DKBP3A Kabupaten Serang Agus Sukmayadi.

Advertisement

Kepala Diskominfosatik Kabupaten Serang Haerofiatna mengatakan, peran KIM yang proaktif sangat dibutuhkan. Kuncinya KIM, kata dia, merupakan informasi di masyarakat yang paling bawah dibandingkan dengan media sosial (medsos) yang ada di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Serang. Sehingga, KIM diperlukan sampai Diskominfosatik memberikan stimulan berupa bantuan.

“Dalam upaya menurunkan stunting merupakan tanggung jawab semua elemen masyarakat, bukan hanya Dinkes dan Dinas KBP3A,” ujarnya.

Pemberdayaan KIM, dijelaskan Haerofiatna, bertujuan untuk membantu, seperti halnya kondisi stunting yang ada di Kabupaten Serang agar semua masyarakat dan pejabat publik mengetahui lokasi stunting, sehingga sasarannya tepat untuk kemudian disiasati dan disolusikan.

Haerofiatna mengungkapkan, sudah ada beberapa KIM yang sudah berjalan dalam melaksanakan tugas pokok fungsi (tupoksi), d antaranya di Kecamatan Bojonegara dan Puloampel.

Advertisement

”Kepedulian masyarakat tentang KIM belum menguasai, belum tahu dampaknya seperti apa. Padahal, KIM ini luar biasa dampaknya untuk masyarakat Kabupaten Serang,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Tugas (Plt) Diskominfo SP Banten Nana Suryana mengatakan, kegiatan merupakan kewajiban semua pihak, terutama kepada KIM yang terbentuk bisa menyampaikan informasi, khususnya terkait stunting. Minimal, mereka mengenal stunting, kemudian melihat gejala atau ciri-ciri stunting, berapa jumlah objek atau penderita stunting, atau gizi buruk, sehingga kemudian mengetahui upaya penanganannya.

Menurut Nana, upaya penanganan stunting dilakukan secara bertahap dan membutuhkan kerjasama.

“Jadi, kami harapkan peran penting KIM, salah satunya bisa menyampaikan kepada masyarakat, khususnya tentang stunting. Kita fokus pada stunting,” tegasnya.

Terkait itu, Kabid Pengelolaan Informasi dan Kemitraan Komunikasi pada Diskominfo SP Banten Akhmad Subhan Syafaat menambahkan, para anggota KIM di Kabupaten Serang agar bisa menyampaikan informasi yang valid terkait stunting. Harus menyampaikan informasi yang benar dan menangkal informasi hoax.

“Koordinasikan dengan pihak terkait jika ditemukan ada anak dengan ciri mengalami stunting,” imbaunya.

Sekadar diketahui, berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2019 angka stunting di Kabupaten Serang mencapai 39,43 persen, pada 2021 turun menjadi 12,23 persen, dan pada 2022 menurun kembali diangka 0,8 persen. Berdasarkan data angka prevalensi stunting Kabupaten Serang pada 2021 mencapai 27,2 persen dan 2022 menjadi 26,4 persen atau turun 0,8 persen, dan pada 2023 ini menargetkan turun menjadi 18 persen, kemudian pada 2024 bisa mencapai target nasional, yakni 14 persen. (Nizar)

Advertisement
LANJUT BACA

Nizar Solihin

Hobi musik, olahraga, dan traveling. Berjiwa solidaritas, pekerja keras, totalitas dan loyalitas tanpa batas. Motto 'Selalu Optimis'. Bergelut di dunia jurnalistik sejak 2013