Orang Tua Harus Tahu! Masa Transisi di Usia Remaja Terbagi 3 Fase
![](https://bisnisbanten.com/wp-content/uploads/2025/02/freepicdownloader.com-untitled-design-16-large-780x470.webp)
BISNISBANTEN.COM — Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Tak jarang orang tua mengalami kewalahan emosional dalam menghadapi remaja. Sebab, dimasa-masa transisi inilah remaja bukan lagi sebagai anak kecil, tapi belum bisa juga dikatakan dewasa . Usia remaja ini masih serba tanggng untuk masuk dan diterima di dunia anak maupun dunia orang dewasa. Untuk itu, biasanya di masa remaja ini terjadi goncangan biologis maupun psikologis yang cukup pesat.
Pertumbuhan postur tubuh berjalan cepat, perubahan organ tubuh dan suara mengalami perubahan yang secara fisik tampak dewasa, namun psikologis usia remaja jiwanya masih bergejolak dalam proses transformasi mencari jati diri.
Pergejolakan ini kerap menimbulkan konfik termasuk dengan orang tua. Sehingga orang tua perlu memahami perubahan fase pada anak usia remaja ini dan memahami bagaimana berkomunikasi dengan mereka.
Dikutip dari buku “Ada Apa dengan Remaja? Membangun Interaksi Positif dengan Remaja” dituliskan, ada tiga pembagian fase di usia remaja. Setiap fase tersebut memiliki karakteristik masing-masing.
a. Tingkatan Pertama
Fase remaja awal, usia 12-15 tahun. Dimana remaja duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Di fase awal ini, remaja mengalami perubahan bentuk fisik dengan cepat.
b. Tingkatan Kedua
Fase remaja pertengahan, usia 15-18 tahun. Remaja sudah duduk di level Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), di fase ini perubahan fisik sudah sempurna.
c. Tingkatan Ketiga
Fase remaja akhir, usia 18-21 tahun. Di usia ini remaja sudah mulai menjejaki dunia Perguruan Tinggi. Mereka sudah mulai dewasa baik dari bentuk fisik maupun sikap.
Di buku yang ditulis Ummu Ihsan Choriyah & Abu Ihsan Al Atsary tersebut, dijelaskan bahwa masa-masa remaja ini merupakan masa yang sangat menentukan kehidupan manusia. Usia ini merupakan usia peralihan dan perubahan yang cepat baik fisik, intelektual, kejiwaan, social, gaya Bahasa, atau cara mengugkapkan sesuatu. Masalah-masalah dan kesulotan yang dilalui remaja sangat perlu untuk dipahami. Keterlibatan dalam pemahaman mereka akan berpengaruh yang luar biasa terhadap kepribadian remaja pada masa mendatang.
Orang tua sebagai orang yang lebih dewasa, sebaiknya berusaha memberikan respon positif dan selalu memberi motivasi. Jelaskan pada mereka perubahan-perubahan yang terjadi di usia mereka. Arahkan remaja mengisi aktivitas sehari-hari dengan hal-hal positif, seperti mengisi waktu luang dengan ibadah, belajar, atau berkarya. Salurkan hobi-hobi remaja yang dapat bermanfaat bagi masa depannya kelak.
Zulfana Sofia, ibu yang memiliki anak remaja usia 15 tahun ini mengatakan, perlunya memahami cara bicara dengan remaja perempuannya. Ia menceritakan, perlu mencari waktu yang tepat jika ada hal yang perlu dibicarakan dengan anak remajanya.
“Biasanya komunikasi di atas tempat tidur, karena lebih efektif untuk deep talk. Biasanya anak dengan sendirinya yang mulai cerita, aku jadi pendengar dulu. Baru kasih masukan-masukan setelah anak selesai cerita. Biasanya masukan yag didasari pengalaman lebih mudah diterima,” ujar Sofi, ibu 4 anak ini.
Anak pertamanya yang kini duduk di kelas 1 SMA, menurutnya mengalami perubahan baik fisik maupun psikologis. Seperti postur tubuh yang tumbuh cepat, dan ada bagian organ tertentu yang mengalami perubahan. Di saat seperti ini, Sofi memberikan penjelasan bahwa perubahan tersebut merupakan proses alamiah yang patut disyukuri.
Ibu asal Menes Pandeglang ini juga mengatakan, anak remajanya mengalami perubahan secara psikologis. “Anak sudah bisa mempertahankan pendapatnya, kadang-kadang merasa dirinya mengerti dan paham suatu hal. Kalau kita tanya duluan malah dianggap kepo, makanya paling mancing anak aja agar mau bercerita duluan,” ucap Sofi.
Menghadapi anak usia remaja memang memiliki tantangan tersendiri, untuk itu, orang tua perlu memahami perubahan atmosfir remaja atau masa-masa pubertas ini. Terlebih, dalam buku tersebut dijelaskan, kematangan mental anak remaja sekarang ini cenderung lebih lambat. Diantara sebabnya adalah berbagai kemudahan hidup era modern dengan kemajuan tekhnologi. Sehingga hidup menjadi kurang tantangan. Remaja saat ini lebih akrab dengan segala sesuatu yang bersifat instan, hingga otakpun tidak terbiasa dengan “proses”. Maka sudah waktunya bagi segenap orang tua untuk membuka mata, orang tua harus terus belajar dan punya keinginan berubah kea rah yang lebih baik. Demi masa depan remaja, juga bagi dunia dan akhirat anak ataupun orang tua.