BISNISBANTEN.COM — OJK KR1 DKI Jakarta dan Banten memberikan edukasi keuangan bagi 100 petani di Lebak. Kegiatan ini berlangsung di Pendopo Bupati Lebak, Rangkasbitung, Rabu (26/10). Acara ini dihadiri oleh Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, Asisten Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Lebak Ajis Suhendi, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak
Rahmat Yuniar, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten Agus Hartanto, Deputy CEO Regional IV Banten Bank bjb Iwan Prastyo, Kepala Cabang BJB Rangkasbitung Mauludin Edy, dan tamu undangan lainnya.
Sementara narasumber kegiatan edukasi keuangan antara lain Kepala Subbagian Edukasi dan Perlindungan Konsumen Kantor OJK Regional 1 DKI Jakarta dan Banten Achmad Zaelani,
Staf Fungsi Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Provinsi Banten Dinanda Nur Fitri, Staf Unit Pengelolaan Uang Rupiah Bank Indonesia Provinsi Banten Pringgo Angga Wijaya, Manajer Operasional Bank bjb Cabang Rangkasbitung Rina Triana, Manager Sentra UMKM Bank bjb Rangkasbitung Ivan Indrawan.
Deputi Direktur Informasi, Dokumentasi, dan EPK OJK Regional 1 DKI Jakarta dan Banten Purnama mengungkapkan, Ini merupakan acara Edukasi keuangan kepada Petani di Kabupaten Lebak dalam rangka Bulan Inklusi Keuangan dengan Tema “Inklusi Keuangan Meningkat, Perekonomian Semakin Kuat”. Selain itu, dapat kegiatan ini merupakan rangkaian dari kegiatan Hari Ulang Tahun (HUT) OJK ke-11 dengan tema “Kolaborasi Memajukan Negeri”.
“Tujuan penyelenggaraan kegiatan hari ini merupakan bagian dari upaya OJK berkolaborasi bersama pemerintah daerah, lembaga Jasa Keuangan, dan stakeholder dalam payung Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kabupaten Lebak yang telah dibetuk untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan kepada masyarakat khususnya petani di Kabupaten Lebak,” katanya.
Ia menambahkan, peserta edukasi keuangan pada hari ini sebanyak kurang lebih 100 orang peserta yang terdiri dari petani yang berada di wilayah Kabupaten Lebak. OJK memilih petani sebagai peserta edukasi karena selain termasuk salah satu dari 10 (sepuluh) sasaran prioritas SNLKI 2021-2025, petani juga menjadi penopang kekuatan perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Pertanian bahwa kurang lebih 100 juta jiwa atau hampir separuh dari jumlah rakyat Indonesia bekerja di sektor pertanian. Kemudian jika dilihat dari distribusi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) menurut lapangan usaha pada triwulan II-2022 distribusi sektor pertanian mencapai 12,98% year on year (yoy) dan kontribusinya mencapai 1,37% meningkat jika dibandingkan dengan triwulan I-2022 yang hanya tumbuh sebesar 1,19%.
“Melihat pentingnya peran petani di sektor pertanian tersebut, maka penguatan kapasitas petani khususnya dari segi finansial baik literasi keuangan sampai kepada akses kepada lembaga keuangan formal (inklusi keuangan) sangat penting. Pengelolaan keuangan yang baik dapat membantu para petani kita menyusun perencanaan yang matang dalam mengelola usaha taninya mulai dari pra panen sampai pasca panen. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani,” katanya.
Selain itu, OJK juga mengundang narasumber dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten untuk memberikan materi mengenai Ciri-Ciri Keaslian Uang Rupiah (CIKUR) dan transaksi keuangan digital melalui pemanfaatan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Selain itu, ada juga Bank bjb untuk memberikan materi mengenai produk atau layanan perbankan (baik simpanan dan pinjaman) yang relevan dengan kebutuhan petani dan memfasilitasi pembukaan rekening kepada peserta edukasi.
Ia berharap, peserta edukasi mendapatkan pemahaman yang komprehensif mengenai sektor jasa keuangan, perlindungan konsumen, mengenali keaslian uang rupiah, investasi yang legal, serta dapat memanfaatkan produk keuangan dengan baik dan bijak.
Selain itu, akses keuangan terhadap sektor pertanian semakin meningkat sehingga perekonomian Indonesia semakin cepat pulih dari dampak pendemi dan semakin kuat. (susi)
