Larangan Membuka Aib Orang Lain Maupun Diri Sendiri
BISNISBANTEN.COM – Agama Islam melarang para pemeluknya menyebarkan aib orang lain tanpa adanya darurat, sebagaimana dijelaskam dalam Kitab Syarah Riyadhus Shalihin karya Imam an-Nawawi dengan bersandar pada riwayat Abu Hurairah ra.
Rasulullah SAW bersabda:
“Tiada seorang hamba pun yang menutupi cela seorang hamba yang lainnya di dunia, melainkan ia akan ditutupi celanya oleh Allah pada hari kiamat,” (HR Muslim dalam Shahih-nya)
Setiap manusia, diakui atau tidak pasti memiliki aib. hanya manusia yang sombong yang mengaku bahwa dirinya adalah manusia yang bersih, manusia yang tidak punya cela, atau manusia yang tidak punya dosa. Imam Al-Hashkafi (W. 1088 H) dalam Kitab ad-Dur al-Mukhtar menyampaikan, sebagian ulama mazhab Hanafi menjelaskan aib dengan pengertian: “Suatu bagian yang tidak ada dari asal penciptaanya dan hal itu dianggap sebagai bentuk kekurangan,”
Maka, aib dapat diartikan sebuah cela atau kondisi seseorang dilihat dari sisi keburukannya atau hal yang tidak baik tentangnya.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nur ayat 19 tentang perintah menutup aib sesama:
Innallażīna yuḥibbụna an tasyī’al-fāḥisyatu fillażīna āmanụ lahum ‘ażābun alīmun fid-dun-yā wal-ākhirah, wallāhu ya’lamu wa antum lā ta’lamụn
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. An-Nur ayat 19).
Dianjurkan Menutup Aib Diri Sendiri Maupun Aib Orang Lain
Agama Islam memerintahkan setiap muslim supaya menutup aib. Baik aib diri sendiri maupun aib orang lain.
Rasulullah SAW bersabda:
“Wahai orang yang beriman dengan lisannya, tetapi tidak beriman dengan hatinya, janganlah kamu mengumpat kaum muslimin dan janganlah membuka aib mereka. Barang siapa membuka aib saudaranya, niscaya Allah akan membuka aibnya, dan siapa yang dibuka Allah akan aibnya, niscaya Allah akan menunjukkan aibnya, meskipun dirahasiakan di lubang kendaraan,” (HR. Tirmidzi).
Dalam riwayat lain Rasulullah SAW juga bersabda:
“Setiap umatku dimaafkan, kecuali orang yang terang-terangan (melakukan maksiat). Dan termasuk terang-terangan adalah seseorang yang melakukan perbuatan maksiat di malam hari, kemudian di paginya ia berkata, ‘Wahai Fulan, kemarin aku telah melakukan ini dan itu. Padahal, Allah telah menutup aibnya itu dan di pagi harinya. la membuka tutupan Allah atas dirinya’,” (HR. Bukhari Muslim).
Selalu Berdoa Agar Diilindungi dari Aib
Berbuat kesalahan adalah hal yang wajar dilakukan setiap orang. Tetapi, alangkah baiknya ketika menyadari kesalahannya tersebut, lantas langsung bertaubat dan memohon ampunan.
Ada doa yang bisa dibaca untuk menjaga aib. Doa ini bisa dibaca pagi dan petang hari, sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW :
Allahumma inni as’alukal ‘afiyah fid dunya wal akhirah, allahumma inni as’alukal ‘afwa wal ‘afiyah fi dini wa dunyaya wa ahli wa mali. Alloahummastur ‘aurati wa amin rau‘ati. Allahummahfazhni min baini yadayya wa min khalfi wa ‘an yamini wa ‘an syimali wa min fawqi. Wa a‘udzu bi ‘azhamatika an ughtala min tahti.
Artinya: “Ya Allah, aku memohon keselamatan dunia dan akhirat pada-Mu. Aku memohon ampunan dan keselamatan agama, dunia, keluarga, dan hartaku. Tutupilah segala kekuranganku, tenangkanlah hatiku, jagalah depan, belakang, kanan, kiri, dan atasku. Aku berlindung pada-Mu dari musibah yang tak terduga,” (HR. Ibnu Hibban)
Sementara dalam riwayat Ibnu Majah dengan tambahan, yaitu:
“Yaa Allah tutupi auratku (aib-aibku), tenangkanlah aku dari rasa takutku. Yaa Allah jagalah aku dari arah depan dan belakangku, arah kanan dan kiriku, serta dari arah bawahku. Aku belindung dengan kebesaran-Mu agar aku tidak dihancurkan dari arah bawahku,”
Teruslah berusaha memperbaiki diri agar selalu berada di jalan yang diridhoi Allah SWT. Semoga Allah SWT mengampuni dan selalu menutup aib-aib kita, serta kesalahan yang telah diperbuat di masa lalu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun.
Untuk itu, mari kita jauhi ghibah, dusta, prasangka, dan mencari-cari kesalahan orang lain, serta menyebarluaskan aib sesama. Jagalah aib orang lain sebagaimana kita menjaga aib pribadi. Dan mari kita amalkan doa yang biasa dibaca Rasulullah pada pagi dan petang, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar
“Yaa Allah sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ‘Afiyah di dunia dan akhirat. Yaa Allah aku memohon kepada Mu ‘‘Afwaa dan ‘Afiyah pada urusan agamaku, duniaku, keluargaku, dan hartaku. Yaa Allah tutupi auratku (aib-aibku)”
Nuun, wal-qalami wa mā yasṭuruun
Wallahualam Bissawab
Ustadz H Dedi S Al Ghifary, S.Pd.I
Pimpinan MT An Nahl Cendekia dan Praktisi Dakwah Kota Serang