Ekonomi

Kepala BI Banten : Roti Pesantren Bisa Jadi Kuliner Khas

BISNISBANTEN.COM — Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten menggelar pelatihan Roti Pesantren yang diikuti 14 pondok pesantren dari delapan kabupaten kota. Kegiatan tersebut berlangsung sejak 29-31 Maret 2021.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten Erwin Soeriadimadja mengungkapkan, BI Banten terus mendorong agar pesantren bisa mandiri dan upaya tersebut dilengkapi dengan ikhtiar termasuk kegiatan Santriprenuership yaitu Pelatihan Roti Pesantren yang dinamakan Rotren, Roti Pesantren. “Pelatihan ingin diarahkan menjadi roti khas Banten yang diharapkan bisa menjadi produk unggulan pesantren,” katanya.

Selain itu, BI Banten juga telah bekerja sama dengan pengelola tepung Talas Beneng, yang merupakan tanaman khas Banten berpotensi sangat baik. Ini agar dapat digunakan sebagai tepung adonan pembuat roti.
“Sehingga nantinya Rotren benar-benar bisa menjadi produk khas roti Banten dari bahan khas banten dan mungkin juga dikombinasi dengan makanan kuliner khas Banten,” katanya.

Advertisement

Ia menuturkan, Rotren dilaksanakan sebagai salah satu ikhtiar untuk memunculkan potensi ekonomi pesantren dan memperkuat jaringan silaturahmi antar pesantren. Langkah sederhana ini dimudahkan melalui kegiatan Rotren yang didukung oleh beberapa kiyai di Banten yang memiliki usaha dibidang pastry. Hal ini dilakukan agar tercapainya cita-cita bahwa nantinya pesantren bisa besar melalui usaha Roti ini. Dengan kualitas baik tentunya bisa memasok kebutuhan masyarakat yang lebih luas.
“Pada tahapan selanjutnya, melalui business matching, pesantren dapat bertemu dengan off taker yang berkenan menjadi buyer roti pesantren, dan rotren bisa dihubungkan dengan platform e-commerce. Dengan demikian pesantren menjadi mandiri,” katanya.

Ia menjelaskan, upaya mendorong pengembangan kemandirian pesantren di Banten menjadi salah satu program kerja Bank Indonesia dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Ini diharapkan dengan pengembangan usaha bisnis di pesantren tersebut, peran serta pesantren dalam perekonomian akan semakin meningkat. Upaya tersebut dilakukan Bank Indonesia dengan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk kesiapan dan potensi yang dimiliki oleh masing-masing pesantren.

“Mendorong kemandirian ekonomi Pondok Pesantren dapat dimulai dari hal yang sederhana salah satunya dengan membekali keterampilan membuat roti untuk santri dan pengurus pesantren,” katanya.

 

Advertisement

Ia menjelaskan, sebagai provinsi yang dikenal dengan sebutan Bumi Para Aulia, potensi ekonomi pesantren di Banten tentunya sangat besar. Saat ini, terdapat kurang lebih 4.150 pesantren terdaftar dan diantaranya banyak yang memiliki unit usaha potensial yang dapat dikembangkan lebih lanjut. Hal ini tentunya merupakan potensi yang sangat besar yang dimiliki pesantren dalam mendorong akselerasi pembangunan ekonomi dan mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai rujukan ekonomi syariah dunia. Jumlah pesantren di Indonesia yang besar tersebut tentunya juga mempunyai andil dalam proses menciptakan sumber daya manusia yang unggul,berkualitas dan berakhlakul karimah.

Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bambang HImawan menyampaikan, pentingnya membekali pesantren dengan keterampilan agar mandiri untuk mendapatkan keterampilan tersebut. “Perlu dilakukan keterampilan dan pembekalan dari yang ahli karenanya pekerjaan akan bisa selesai dengan baik,” katanya.

 

Ketua FSPP Banten KH. Anang Azhari, yang menyampaikan bahwa Ekonomi protektif adalah cara pesantren membangun kemandirian ekonomi agar mampu menghidupi dirinya sendiri dan bertahan hidup untuk jangka waktu yang panjang. Dan membekali keterampilan usaha kepada pondok pesantren sedemikian penting. (susi)

 

Advertisement

Susi Kurniawati

Wartawan bisnisbanten.com