Inflasi Kota Serang Naik, Rokok dan Kopi Jadi Penyumbangnya
BISNISBANTEN.COM — Hari ini, Senin (11/11), Pemerintah Kota (Pemkot) Serang mengikuti rapat koordinasi (Rakor) pengendalian inflasi 2024 dengan Kemedagri RI yang diselenggarakan secara online di ruang rapat Walikota Serang.
Asisten Daerah (Asda) II Bidang Pembangunan dan Perekonomian Kota Serang Yudi Suryadi saat ditemui seusai rakor mengatakan, ini merupakan rapat inflasi pertama kali di bulan November.
“Barusan dibahas dan diwarning oleh pemerintah pusat, terhadap kota/kabupaten yang ada pergerakan kenaikan inflasi,” kata Yudi.
Yudi mengungkapkan empat bulan terakhir ini Kota Serang mengalami deflasi atau penurunan harga barang. Namun saat ini justru kembali mengalami kenaikan inflasi. Pada September 2024 inflasi Kota Serang sekitar 2,0 persen, dan di Oktober ini naik menjadi 2,25 persen.
“Disatu sisi bahwa dengan adanya inflasi, berartikan tingkat perekonomian di suatu daerah sebetulnya berkembang. Istilahnya, daripada deflasi. Kalau deflasi kan, bagi orang yang jualan itu tidak menarik,” ungkapnya.
“Tetapi disatu sisi sekarang ini, perlu juga di waspadai dan diambil langkah-langkah kongkrit terkait bagaimana supaya bisa menahan inflasi di Kota Serang,” imbuh Yudi.
Menurut Yudi, ada beberapa produk mengalami kenaikan, yang menjadi penyumbang inflasi, seperti minyak, ayam ras, emas, rokok kretek, dan kopi. Ini yang diduga karena banyaknya pertemuan warga menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024.
“Yang perlu juga dijaga adalah persiapan menjelang Pilkada. Ini juga pasti naik, makanya sekarang, rokok kretek, termasuk kopi, menjadi salah satu penyumbang inflasi. Mungkin karena banyak pertemuan, biasanya ada kopi, ada rokok,” terangnya.
Dalam rangka mengantisipasi permasalahan inflasi, kata Yudi, ada beberpa hal yang akan di lalukan oleh Pemkot Serang. Sesuai dengan perintah PJ Wali Kota, dalam waktu dekat Pemkot Serang ada rencana membuka warung inflasi yang akan di buka di Pasar Lama dan Iwak Banten.
“Disana kita akan ada semacam kios inflasi, dan disana kita, kalau bisa harganya yang sesuai dengan harga eceran tinggi (HET) yang diatur oleh pemerintah. Dengan begini, masyarakat tahu harga dan melakukam tawar menawar dengan harga yang pantas,” katanya
Selain itu ada juga program tanam bawang yang telah dilakukan bekerja sma dengan Kantoe Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Banten dan Pemprov Banten. “Mudah-mudah program tanam bawang yang kemarin kita lakukan berhasil pada Desember nanti, hal tersebut juga kita lakukan sebagai usaha ketahanan pangan,” ujar Yudi.
Selanjutnya, Pemkot juga melakukan komunikasi, koordinasi, baik itu dengan distributor, para pedagang, terkait ketersedian barang-barang yang ada di Kota Serang. Dan juga, sedang mengupayakan punya wadah BUMD.
“Sekarang kami, sedang membahas dua kajian, dalam rangka pembentukan BUMD Pangan, mudah-mudahan dengan adanya BUMD Pangan. Terkait kerjasama daerah dan juga terkait subsidi pangan dan transformasi ini bisa kita lakukan,” sambungnya.
Selama ini, Pemkot Serang masih menggunakan BUMD Provinsi Banten. Seperti kemarin, subsidi pangan menggunakan BUMD Provinsi Banten.
“Kedepannya, kalau sudah punya BUMD sendiri, kita bisa melakukan kerjasama dan juga subsidi yang memang tidak pernah kita lakukan seperti subsidi transformasi,” tutup Yudi. (Siska)