Efek Pandemi, Penjual Kembang Dadakan Bermunculan
BISNISBANTEN.COM – Jika melintas di Jalan Kagungan sampai Jalan Maulana Hasanudin, Pasar Lama, Kota Serang, Banten, banyak dijumpai penjual kembang. Jika sebelumnya para penjual kembang ini hanya berjualan seminggu dua kali, pada beberapa pekan ini justru setiap hari.
Jika diamati, keberadaan pedagang kembang ini jumlahnya jauh lebih banyak sejak semakin mewabahnya virus Covid-18 varian delta. Diketahui, penyebaran varian virus asal India ini membuat second wave pandemi, lebih cepat proses penularannya dan lebih mematikan.
Kenaikan angka kematian akibat wabah ini membuat banyak orang membutuhkan kembang atau bunga-bunga untuk ditabur di atas makam. Kebutuhan terhadap kembang-kembang inilah yang menjadi alasan pedagang kembang jumlahnya jauh lebih banyak dan berjualan setiap hari.
Jika sebelumnya para pedagang kembang ini berjualan pada jam-jam tertentu, seperti mulai pukul 14.00-19.00 WIB saat ini sudah bisa ditemui sejak pukul 09.00 WIB. Misal di Jalan Kagungan setelah jembatan ada sekitar 3 orang, di Jalan Mayor Syafei ada sekira 9 pedagang, di sekitaran Pocis dan Jalan Maulana Hasanudin ada sekitar 5 pedagang.
Jenis bunga yang dijual bermacam-macam mulai dari melati mawar, kenanga, melati, pandan, sedap malam hingga bunga untuk ziarah ditawarkan kepada para konsumen. Biasanya disebut kembang setaman atau kembang tujuh rupa.
Kembang-kembang ini dijual per plastik, mulai dari Rp5 ribu. Selain itu, air dan wewangian untuk nyekar pun disediakan karena banyak diburu konsumen.
“Keberadaan para penjual kembang ini sangat membantu. Sekarang ini kan banyak orang meninggal. Kita sering mendapat informasi yang diumumkn dari masjid dan musola. Jadi kalau mau cari kembang, tidak perlu bingung. Para pedagang kembang ini mudah ditemui,” komentar Ahmad, masyarakat asal Serang yang beberapa waktu lalu berduka karena keponakannya meninggal ini.
Sebelumnya, kebiasaan para pembeli kembang di Jalan Hasannudin, tepatnya Di Pasar Lama, Kota Serang, merupakan pembeli yang hendak berziarah ke makam Sultan Maulana Hasanudin Banten. Mereka bukanlah orang-orang yang ditinggal meninggal oleh pada masa pandemi.
Nariyah, penjual kembang yang sudah lebih dari lima tahun berjualan mengaku, jualan paling laris pada hari-hari besar dan menjelang bulan puasa. Biasanya ia berjualan seminggu menjelang bulan puasa di pinggiran jalan. Keuntungan yang didapat, paling rendah Rp50 ribu – Rp100 ribu per hari.
Dalam seminggu, pada hari Kamis paling paling banyak pembeli. Kebiasaan masyarakat berziarah ke Banten Lama juga berpengaruh.
Nah, jadi tahu kan di mana tempat para pedagang kembang? Jadi tidak perlu bingung lagi. (Hilal)