Banten24

Desa Sindanglaya Cinangka Serang jadi Pilot Project Program Radenmas dari Kemendes PDT

BISNISBANTEN.COM- Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Republik Indonesia (Kemendes PDT RI) bersama Yayasan Quantum Akhyar Institute yang dipimpin Ustadz Adi Hidayat (UAH) menjalin kerjasama realisasi program Rencana Desa Negara Emas (Radenmas) 2045 dan menjadikan Desa Sindanglaya, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang sebagai pilot project (proyek percontohan).

Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman dilakukan langsung Menteri Desa (Mendes) PDT RI Yandri Susanto bersama UAH, dilanjutkan dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) par Ditektorat Jenderal (Dirjen) Kemendes PDT RI, disaksikan oleh Wamendes Ahmad Riza Patri dan Bupati Serang Ratu Rachmatuzakiyah di kawasan wisata Pantai Pasir Putih Florida, Desa Sindanglaya, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Minggu (1/6/2025).

Turut hadir perwakilan pejabat dari Pemprov Banten, Unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Serang, para Kepala Organisas Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Serang, para Camat dan para Kepala Desa (Kades), se-Kabupaten Serang, para Pendamping Desa, para Penyuluh Pertanian, serta tamu undangan lainnya.

Advertisement

Usai penandatanganan, kegiatan dilanjutkan dengan meninjau Si Opung atau metode menanam padi di atas kolam atau empang, penanaman tanaman holtikultura atau macam-macam pohon buah-buahan di Kampung Kadubajo sebagai bentuk implementasi Gerakan Indonesia Menanam (Gerina).

Mendes PDT RI Yandri Susanto mengapresiasi UAH dan tim melalui Yayasan Quantum Akhyar Institute yang sudah melakukan MoU perjanjian kerjasama program. Yandri berharap, Kabupaten Serang sebagai pilot project mampu mengembalikan kejayaan Banten, dimulai dari tanah Serang.

“Kita minta seluruh elemen di Serang, terutama kepala desa, ayo kita sambut program yang sangat mulia dan brilian ini di masing-masing desa,” ajak mantan Ketua Komisi VIII Anggota DPR RI Fraksi PAN ini.

Advertisement

Sesuai arahan UAH, kata Yandri, program akan dilaksanakan secara tematik di desa, seperti Desa Cabai, Desa Tomat, Desa Padi, Jagung, dan Desa Ayam Petelur agar siklus sistem ekonomi bisa berjalan baik dan lancar.

“Terutama menyambut adanya gerakan Koperasi Desa Merah Putih se-Indonesia oleh Presiden Prabowo, ada juga kebutuhan mendesak dan kebutuhan setiap hari untuk bahan baku program MBG (Makan Bergizi Gratis),” terangnya.

Sementara itu, Bupati Serang Ratu Rachmatuzakiyah menyambut antusias dan mengucapkan terima kasih kepada Kemendes PDTT dan Yayasan Quantum Akhyar Institute yang telah memilih Kabupaten Serang sebagai pilot project Gerakan Indonesia Menanam. “Tentu ini kesyukuran yang luar biasa bagi Pemerintah Kabupaten Serang karena dipilih jadi pilot project, tapi juga kita harus lari cepat, karena ini gerakan yang harus segera disambut dengan baik,” ujar bupati yang lebih dikenal dengan nama Zakiyah tersebut.

Oleh karena itu, ditegaskan Zakiyah, pihaknya ke depan akan mengumpulkan OPD terkait, terutama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) yang memiliki Penyuluh Pertanian, selain bersama Mendes PDT dan UAH memetakan potensi setiap desa yang ada di Kabupaten Serang agar tidak tumpang tindih.

“Sesuai permintaan Pak Ustadz Adi Hidayat, jadi setiap desa punya tematiknya. Ini akan dijadikan desa apa, misalnya Desa Padi, Desa Hortikultura, dan sebagainya, sehingga tidak tumpang tindih. Jadi, bisa saling mensuplai bahan baku, terutama untuk ketahanan pangan nasional. Insya Allah semua desa harus siap, nanti kita buat aturan itu,” tegasnya.

Terkait itu, Ketua Yayasan Quantum Akhyar Institute UAH berharap, menuju Indonesia Emas 2045 yang dicanangkan pemerintah, pihaknya akan mendorong dari bawah.

“Dari bawah ini di level desa, sehingga kalau desanya baik, tertata bagus, otomatis juga ke atasnya akan mudah untuk didapatkan hasilnya,” ujarnya.

Permulaannya untuk menata 70 ribu desa se-Indonesia, lanjut UAH, Yayasan Quantum Akhyar Institute bersama Kemendes dimulai dari Kabupaten Serang, dengan pertimbangan sejarah, karakteristik, dan letak strategis dalam menopang kekuatan Indonesia.

“Jadi, program ini tidak membuka lapangan kerja, tapi membuat semua warga desa bekerja. Supaya semuanya aktif, ini bukan duet maut, tapi duet hidup. Dari kita, oleh kita, dan untuk kita,” pungkas Ustadz kondang tersebut. (Nizar)

Advertisement

Susi Kurniawati

Wartawan bisnisbanten.com
bisnisbanten.com