Kuliner

Bontot Domas, Olahan Ikan yang Cocok Jadi Buah Tangan

BISNISBANTEN.COM — Masih bingung setelah berkunjung dari Banten mau bawa oleh-oleh apa? Selain sate bandeng, nih ada bontot Domas yang cocok dijadikan buah tangan. Selain tahan lama, rasanya pun nggak main-main Lur.

Bagi yang belum tahu bontot, ini adalah makanan olahan dari ikan payus (anakan bandeng) yang dicampur dengan tepung terigu, kemudian digiling menggunakan alat giling. Setelah tercampur rata, lalu ditambah rempah-rempah sebagai bumbu, setelah itu dibentuk panjang dan dikukus beberapa jam.

Penyajian bontot dilakukan dengan cara digoreng lalu disajikan hangat-hangat dengan sambal atau saus. Bontot yang telah digoreng bisa juga disajikan sebagai lauk makan dalam sepiring nasi.

Advertisement

Makanan ini sejenis dengan mpek-mpek dan otak-otak. Bontot sangat cocok dijadikan cemilan pada saat jam-jam istirahat, sangat cocok juga untuk acara-acara keluarga semacam selametan maupun hajatan.

Kuliner bontot sangat terkenal di wilayah Serang umumnya di sekitar pesisir Teluk Banten, tempat di mana Kesultanan Banten mencatatkan kejayaan sejarah pelabuhannya. Bantenhejo.com menyebut, awal ketenaran bontot bisa dilacak di Desa Domas, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang. Desa yang berjarak sekitar 20 kilometer dari kawasan Banten lama itu merupakan sentra penghasil bontot.

Sebagai desa pesisir, di Desa Domas terdapat banyak tambak bandeng yang memicu tumbuhnya industri skala rumahan yang memproduksi bontot. Ada sekitar 10 UMKM bergerak memproduksi bontot.

Ibnu Qoyyim adalah salah satunya. UMKM binaan DKPSDM Kabupaten Serang inj memproduksi minimal 100 lenjer bontot dalam sehari.

Advertisement

“Dan kami mendistribusikannya ke pedagang-pedagang di sekitar sini dan di luar,” kata Ibnu.

Di Domas banyak yang memproduksi bontot sebagai UMKM secara turun-temurun atau lanjutan dari usaha orangtua. Bahkan sudah puluhan tahun dan turun-temurun makanan khas ini diwariskan dari generasi ke generasi.

Untuk menyiasati kelangkaan ikan, para pemilik industri rumahan bontot ini mencari ikan payus hingga ke luar Serang, salah satunya ke Desa Kronjo di Kabupaten Tangerang yang stok ikan payusnya masih mencukupi.

Hanya saja mereka harus membeli stok ikan payus dengan harga hingga dua kali lipat dari harga normal. Walau dengan kondisi demikian, para pelaku industri UMKM rumahan ini masih semangat memproduksi bontot untuk dijual dan dipasarkan di wilayah Serang dan sekitarnya. (hilal)

Advertisement

Hilal Ahmad

Pembaca buku-buku Tereliye yang doyan traveling, pemerhati dunia remaja yang jadi penanggung jawab Zetizen Banten. Bergelut di dunia jurnalistik sejak 2006.