KeuanganPerbankanRegulasi

Bank Indonesia: Inflasi Juli 2017 Terkendali

BISNISBANTEN.COM — Inflasi Juli 2017 terkendali sehingga mendukung pencapaian sasaran inflasi 2017 sebesar 4,0±1 persen. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Juli 2017 tercatat sebesar 0,22 persen (mtm). Ini lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi pascalebaran tiga tahun terakhir sebesar 0,28 persen (mtm). Ini berdasarkan kajian Bank Indonesia yang dipublikasi dari website resmi www.bi.go.id

Perkembangan ini merupakan kontribusi positif berbagai kebijakan yang ditempuh Pemerintah dan koordinasi yang kuat dengan Bank Indonesia. Berdasarkan komponen, inflasi yang terkendali terutama dipengaruhi inflasi kelompok administered prices dan kelompok volatile food. Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK sampai dengan bulan Juli tercatat 2,60 persen (ytd) atau secara tahunan mencapai 3,88 persen (yoy).
Inflasi administered prices tercatat sebesar 0,07 persen (mtm) menurun dibandingkan bulan lalu sebesar 2,10% (mtm). Meredanya inflasi administered prices di bulan ini lebih disebabkan telah selesainya penyesuaian tarif listrik untuk pelanggan daya 900 VA nonsubsidi. Tarif angkutan antar kota dan kereta api tercatat mengalami deflasi.

Sementara itu tarif angkutan udara masih menyumbang inflasi seiring dengan masih berlanjutnya liburan sekolah. Secara tahunan, inflasi administered prices mencapai sebesar 9,27 persen (yoy).

Advertisement

Inflasi volatile food tercatat sebesar 0,17 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan lalu sebesar 0,65 persen (mtm). Penurunan inflasi pada periode ini relatif sama dengan rata-rata historis periode pascalebaran dalam tiga tahun terakhir yaitu 0,16 persen, (mtm).

Komoditas bawang putih, daging ayam ras, beras, dan cabai merah mengalami penurunan harga. Sementara itu komoditas telur ayam ras, tomat sayur, dan bawang merah mengalami kenaikan harga. Secara tahunan, inflasi volatile food tercatat rendah, yaitu 1,13 persen (yoy).

Inflasi inti tercatat sebesar 0,26 persen (mtm) sama dengan bulan lalu. Inflasi inti pada periode ini lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi inti pada periode pascalebaran tiga tahun terakhir, yaitu 0,45 persen (mtm). Kenaikan harga barang dalam kelompok ini terutama disumbang oleh uang sekolah SMA, nasi dengan lauk, kopi manis, mie, uang sekolah SD, air kemasan, mie, dan tarif bimbingan belajar. Secara tahunan, inflasi inti tercatat cukup rendah, yaitu 3,05 persen (yoy).

Ke depan, inflasi diperkirakan akan tetap terkendali. Koordinasi kebijakan antara Pemerintah, baik pusat maupun daerah, dan Bank Indonesia akan terus diperkuat dalam pengendalian inflasi. (fan/red)

Advertisement

Advertisement

Setiawan Chogah

Menulis tentang teknologi dan keuangan. Sehari-hari berkarya di dezainin.com sebagai konsultan komunikasi digital.
bisnisbanten.com