BISNISBANTEN.COM — Kemandirian pesantren merupakan program prioritas Kementerian Agama (Kemenag) RI untuk melakukan pemberdayaan seluruh pesantren di Indonesia. Dalam rangka mendukung kemandirian pesantren, Bank Banten meluncurkan Program Banten Santri Entrepreneur.
Ini sebuah program inisiatif kolaborasi antara Bank Banten bersama Pondok Pesantren untuk memberikan pelatihan wirausaha bagi para santri wirausaha sehingga dapat mengambil peran sebagai penggerak kebangkitan ekonomi Banten.
Berkolaborasi dengan PT Speedwork Solusi Utama (Speedwork), anak perusahaan PT Gajah Tunggal Tbk, Bank Banten tandatangani Perjanjian Kerja Sama tentang Kemitraan Usaha Program Banten Santri Entrepreneur, yang berlangsung di Training Center Speedwork Academy, Komplek Industri Gajah Tunggal pada Senin (13/06). Acara ini dihadiri oleh Direktur Speedwork, Foeryanto Jawoto dan Direktur Utama Bank Banten, Agus Syabarrudin beserta jajaran. Turut hadir Chief Operational Officer Speedwork, Handoko Said, GM Sales Speedwork Andry, Head of Division Health Safety & Environment PT Gajah Tunggal Tbk, Joseph Landri, Ketua Baznas Provinsi Banten, Prof. Dr. H.E. Syibli Syarjaya, Pengasuh Pesantren Daaruttasbih, K.H Rafiudin dan Koordinator Unit Bisnis Pesantren Hayatusyarif, Robby Maualana.
Pada kesempatan ini, Bank Banten juga meluncurkan Bengkel Speedwork yang berlokasi di Jl. M. Toha, Priuk Jaya – Tangerang sebagai pilot project dari Program Banten Santri Entrepreneur bersama Speedwork.
- Bank Indonesia Sediakan Tiga Layanan Baru BI-FAST24 Desember 2024
- Bandung bjb Tandamata Resmi Umumkan Daftar Pemain Tim Putri24 Desember 2024
Direktur Utama Bank Banten Agus Syabarrudin menuturkan, program Banten Santri Entrepreneur ini merupakan wujud komitmen Bank Banten melalui Unit Pengumpul Zakat YKPBB dibawah binaan Baznas Provinsi Banten dalam mendukung program pembangunan ekonomi di Provinsi Banten.
“Dengan potensi 193 ribu santri dari 4.579 pesantren, ada berbagai dimensi ekonomi yang dapat kita olah bersama-sama demi kemajuan Banten. Peluncuran program ini harapannya dapat berperan serta dalam memberdayakan ekonomi mikro masyarakat melalui pemberdayaan sumber daya manusia santri yang berasal dari Pondok Pesantren di Provinsi Banten,” tutur Agus.
Kerja sama ini meliputi pendirian usaha, permodalan, pelatihan dan pemasaran. Modal awal diperoleh dari dana pihak ZIS yang dikelola oleh UPZ YKP Bank Banten dan Baznas Provinsi Banten. Namun para santri juga dapat menggunakan modal sendiri maupun modal dari Pondok Pesantren.
Modal awal akan digunakan untuk penyediaan fasilitas, seperti barang inventaris, infrastruktur bengkel (booth), program training dan peralatan penunjang lainnya yang diperlukan untuk membuka bengkel.
Sementara itu, Direktur PT Speedwork Solusi Utama, Foeryanto Jawoto mengungkapkan bahwa pihaknya siap menjadi wadah bagi para Santri untuk bisa mengasah jiwa kewirausahaan agar nantinya dapat mencetak sumber daya manusia yang lebih berkualitas dalam bidang perbengkelan.
“Speedwork bertindak sebagai pihak yang menyediakan infrastruktur dan penyediaan inventaris yang diperlukan untuk menjalankan usaha bengkel tersebut. Dengan pelatihan dan fasilitas yang kami sediakan, harapannya dapat membantu percepatan target dari program Kemandirian Pesantren,” ungkap Foeryanto.
Ketua Baznas Provinsi Banten, Prof. Dr. H.E. Syibli Syarjaya mengatakan bahwa dengan adanya kolaborasi Baznas Provinsi Banten dengan Bank Banten dalam program Banten Santri Entrepreneur dapat mengakselerasi pengembangan perekonomian umat. Potensi zakat di Provinsi Banten berdasarkan kajian puskas ialah Rp11 triliun dan saat ini baru tercapai Rp150,6 miliar, masih jauh dari potensi yang ada.
“Oleh karenanya, dengan adanya kolaborasi ini dapat mengakselerasi potensi zakat yang ada dan bisa turut serta dalam pengembangan perekonomian umat, dalam hal ini para santri yang tersebar di seluruh Pondok Pesantren di Provinsi Banten,” kata Syibli.
Melalui program Banten Santri Entrepreneur, para santri yang telah lulus dari Pondok Pesantren akan diberikan bekal pengetahuan dan pelatihan dalam mengelola usaha, secara teknis, pemasaran dan keuangan agar nantinya dapat bekerja sebagai pengelola bengkel atau membuka usaha sendiri sebagai Santri Entrepreneur. (susi)