Bangkitkan Kembali Budaya Gotong Royong Masyarakat Desa Melalui LKBA
DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA (DPMD) KABUPATEN SERANG
BISNISBANTEN.COM- Budaya gotong royong di masyarakat sudah mulai luntur, termasuk kesadaran akan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), tak terkecuali di Kabupaten Serang. Untuk mendorong dua hal itu, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Serang di bawah kepemimpinan Haryadi, S.Sos, M.Si sebagai Kepala Dinas dan Irawati Erlina, M.Si selaku Sekretaris bekerjasama dengan salah satu media massa meluncurkan program Lomba Kampung Bersih dan Aman (LKBA) yang digagas Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah. Lomba bertujuan untuk melestarikan kembali budaya gotong royong masyarakat desa dan mendorong masyarakat menerapkan PHBS.
Saat ini, LKBA sudah memasuki tahap penjurian ke semua desa peserta lomba. Kehadiran lomba yang sudah dijalankan sejak 2019 itu disambut antusias, dimana semua warga di 326 desa di Kabupaten Serang tampak semangat menata lingkungannya menjadi bersih, rapi, asri, dan bebas dari sampah. Termasuk membangun kekompakan warga dalam bergotong royong menyulap wilayahnya, serta menjaga kekompakan dari segi keamanannya. Seluruh peserta lomba menghidupkan kembali budaya yang sudah lama hilang, mulai dari ronda, pergerakan pemuda, kerja bakti, sosialisasi dan komunikasi, hingga kekompakan iuran warga untuk membangun lingkungan menjadi lebih baik.
Untuk memeriahkan lomba, panitia juga menggelar Roadshow LKBA di lima lokasi. Roadshow sebagai tanda dimulainya LKBA dan bentuk sosialisasi kepada masyarakat tentang jalannya lomba, dimana acara meliputi senam massal, dirangkaikan dengan berbagai lomba hiburan lainnya, termasuk bagi-bagi hadiah doorprize yang juga dihadiri Bupati dan para pejabat lainnya.
Lomba sudah memasuki tahun kelima dan selalu disambut antusias masyarakat. Semua desa menyertakan beberapa lingkungan RW-nya menjadi perwakilan peserta lomba. Diakui Haryadi, gelaran LKBA dampaknya sangat dirasakan masyarakat, terutama kebersihan dan keamanannya. Belum lagi partisipasi kegotongroyongannya menjadikan kampung lebih bersih dan aman. Lomba juga mendapat dukungan penuh dari seluruh kepala desa yang menyadari akan pentingnya kebersihan dan keamanan di lingkungan masyarakat.
Kata Haryadi, kegiatan LKBA juga berdampak terhadap sebagian besar wilayah menjadi desa rintisan wisata yang berpotensi untuk terus dikembangkan menjadi desa wisata, seperti di Desa Margagiri Kecamatan Bojonegara dan Desa Cikolelet Kecamatan Cinangka yang sukses menjadi bagian dari Desa Wisata tingkat nasional dari hasil proses LKBA.
Selanjutnya, kata Haryadi, pihaknya mendorong dan memberikan pembinaan kepada lingkungan yang menjadi juara LKBA untuk ditingkatkan menjadi desa rintisan destinasi wisata, dengan meminta dukungan kepada terkait, dalam hal ini Dinas Pariwisata, baik di Kabupaten Serang, Provinsi Banten, hingga Kementerian agar bisa mendapatkan bantuan pembinaan dan sarana prasarannya.
“Jadi, DPMD sebagai pengantar wilayah di desa jadi rintisan desa wisata,” tutur Haryadi.
Dalam menyukseskan program LKBA, DPMD berkolaborasi dengan Lingkungan Hidup (DLH) dalam hal pengelolaan sampah. Haryadi menilai, masyarakat di desa sebagian besar sudah dapat mengelola sampah secara mandiri, baik sudah mengelola sampah menggunakan mesin maupun pembuatan bank sampah yang mengolah sampah menjadi bernilai ekonomi. Seperti dibuat kerajinan tangan hingga diolah menjadi pupuk kompos.
“Sampah dulu dibuang, sekarang bermanfaat, dulu dibiarkan menumpuk, padahal ada nilai ekonominya bisa dijadikan uang,” katanya.
Seiring banyaknya perubahan positif di desa dampak dari LKBA, lanjut Haryadi, mulai disadari manfaatnya oleh masyarakat, terutama budaya gotong royong, seperti kerja bakti yang dulu pudar mulai kembali lestari. Termasuk ronda malam yang menjadi budaya gotong royong di masyarakat dalam hal keamanan lingkungan.
“Jadi, program LKBA ini membangkitkan kembali kegotongroyongan dalam rangka meningkatkan kepedulian masyarakat di lingkungan masing-masing. Saya berharap, di lingkungan RW semakin tumbuh kesadaran masyarakat dalam partisipasi kegotongroyongan dan kebersamaan untuk mewujudkan pemerintah desa yang lebih bersih dan aman,” harapnya.
Sementara itu, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah berpendapat, LKBA dapat menggali potensi yang ada di masyarakat yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mulai dari kegiatan pembangunan, persoalan kebersihan, keamanan lingkungan, hingga inovasi bisa digali di setiap desa. Menurut Tatu, program LKBA sudah membantu Pemkab Serang mengatasi permasalahan sampah yang selama ini menjadi PR besar. Dalam satu hari, masyarakat bisa memproduksi 1.000 ton sampah, maka harus diselesaikan mulai dari tingkat RT, RW, dan desa.
“Kalau hanya ditangani Pemda tidak akan selesai,” ujar politisi Partai Golkar ini.
Tanpa adanya kesadaran dari masyarakat, kata Tatu, penanganan sampah berat untuk diselesaikan, walaupun dengan anggaran yang besar sekalipun, karena kebutuhan armada untuk pengangkutan sampah dan tempat pembuangannya. Ditambah, Kabupaten Serang belum memiliki tempat pembuangan sampah mandiri atau masih bekerja sama dengan daerah lain untuk pembuangan. Tahun ini mesin pengelolaan sampah baru didirikan, tetapi kapasitasnya kecil. Oleh karena itu, melalui LKBA meningkatkan inovasi masyarakat mengenai pengelolaan sampah, mulai dari lingkungan sehingga sampah yang dibuang ke TPA jumlahnya berkurang, karena pengelolaannya sudah dilakukan di desa-desa dijadikan kompos, dijadikan pakan magot yang bernilai ekonomis, dan sebagainya.
Tatu mengajak jajaran pemerintah, mulai dari tingkat RT hingga kepala OPD untuk aktif mengajak masyarakat menjaga lingkungannya.
“Kita harus punya keinginan menjaga lingkungan. Dengan lingkungan bersih akan bermuara pada kesehatan masyarakat,” pungkasnya. (Advertorial)