Astaga! Utang Luar Negeri RI Tembus Rp5 Ribu Triliun! Ini Penjelasan BI
BISNISBANTEN.COM – Utang luar negeri Republik Indonesia semakin membengkak. Dilansir oleh bisnisbanten.com dari detikFinance, Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) yang diterbitkan Bank Indonesia (BI) menyebutkan, jumlah utang luar negeri (ULN) secara total tercatat US$ 358,7 miliar atau setara dengan Rp 5.021 triliun (kurs Rp 14.000). Tumbuh 8,7% melambat dibandingkan kuartal sebelumnya 10,4%.
Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo menerangkan angka utang tersebut sebagian besar, memiliki tenor atau jangka waktu menengah panjang. “Utang ini juga sudah memenuhi aturan hedging atau lindung nilai. Jadi risiko nilai tukarnya sudah minim karena sudah dihedging,” kata Dody dalam konferensi pers, di Gedung BI, Jakarta, Kamis (17/5).
Dirinya melanjutkan, terdapat beberapa korporasi yang menarik utang itu memiliki hubungan, dengan induk perusahaannya di luar negeri untuk membayar korporasi untuk kewajiban ULN valasnya. “Jumlah utang luar negeri Indonesia tercatat US$ 358,7 miliar, yang komposisinya terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar US$ 184,7 miliar atau sekitar Rp 2.585 triliun. Selanjutnya untuk utang swasta tercatat US$ 174 miliar atau sebesar Rp 2.436 triliun,” Jelas Dody.
Hingga akhir kuartal I 2018, ULN pemerintah tercatat sebesar US$ 181,1 miliar yang terdiri dari SBN (SUN dan SBSN/Sukuk Negara) yang dimiliki oleh non-residen sebesar US$ 124,8 miliar dan pinjaman kreditur asing sebesar US$ 56,3 miliar. ULN Pemerintah pada akhir triwulan I 2018 meningkat US$ 3,8 miliar dari kuartal sebelumnya.
Peningkatan tersebut terutama bersumber dari penerbitan Global Sukuk sebesar US$ 3 miliar, yang di dalamnya termasuk dalam bentuk Green Bond atau Green Sukuk Framework senilai US$ 1,25 miliar sejalan dengan komitmen pendanaan hijau yang ramah lingkungan. Sementara di sisi SBN, investor asing masih mencatat net buy SBN pada kuartal I 2018. (AHR/NUA)