Banten24

Seren Taun Cisungsang, Tradisi Syukur yang Jadi Magnet Wisata Budaya

BISNISBANTEN.COM Dentuman angklung, iring-iringan barisan adat, hingga tarian tradisional menguar mewarnai pagi di Kasepuhan Cisungsang, Minggu (28/9/2025). Ribuan masyarakat adat dan tamu undangan berkumpul di Imah Gede untuk mengikuti puncak Seren Taun Guru Cucuk, sebuah tradisi syukur panen yang diwariskan turun-temurun sejak ratusan tahun silam.

Gubernur Banten Andra Soni yang hadir langsung menyebut Seren Taun sebagai warisan budaya luhur yang sarat makna. “Tradisi ini bukan hanya pesta adat, tetapi refleksi rasa syukur kepada Tuhan sekaligus pengingat agar kita menjaga keseimbangan dengan alam. Seren Taun adalah jati diri masyarakat Banten yang harus kita lestarikan,” ujarnya.

Makna syukur itu diwujudkan dalam prosesi sakral Ngadieukeun Pare di Leuit, yaitu penyimpanan padi ke dalam lumbung sebagai simbol penghormatan kepada Dewi Sri. Prosesi ini dilakukan Gubernur bersama Bupati Lebak, disaksikan masyarakat adat serta para tamu undangan.

Advertisement

Plt Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Banten Linda menilai, Seren Taun Cisungsang kini juga menjadi magnet pariwisata budaya. Apalagi, tahun ini kembali masuk dalam kalender Karisma Event Nusantara (KEN) 2025 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

“Seren Taun bukan hanya milik masyarakat adat Cisungsang, tapi juga kebanggaan Banten. Melalui promosi dalam KEN, event ini bisa semakin dikenal wisatawan nasional maupun mancanegara, sehingga memberi dampak ekonomi bagi masyarakat sekaligus memperkuat identitas budaya daerah,” jelas Linda.

Ketua Adat Kasepuhan Cisungsang Abah Usep Suyatma SR menambahkan, Seren Taun sudah berlangsung selama 671 tahun dan kini dilaksanakan oleh generasi keempat. Ia menegaskan masyarakat adat berkomitmen melestarikan budaya sekaligus menjaga alam, antara lain melalui penanaman ribuan pohon dan pengelolaan hutan adat seluas 1.599 hektar.

Selain ritual adat, rangkaian Seren Taun juga dimeriahkan kirab budaya, tembang tradisi, hingga sarasehan yang menghadirkan tokoh adat, pemerintah, dan masyarakat. Sarasehan menjadi ruang dialog untuk merumuskan langkah menjaga warisan leluhur sekaligus mengembangkan pariwisata berkelanjutan di Cisungsang.

Advertisement

Advertisement

Susi Kurniawati

Wartawan bisnisbanten.com
bisnisbanten.com