Kanwil DJKN Banten: APBN Banten Hingga Akhir Januari 2023 Lebih Tinggi dari Tahun Lalu
BISNISBANTEN.COM – Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (Kanwil DJKN) Banten, Nuning Sri Rejeki Wulandari melaporkan kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) KiTa regional Banten.
Nuning Sri Rejeki Wulandari mengatakan, pada kuartal 4 tahun 2022, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Banten tumbuh sebesar 4,03 persen secara year of year (yoy). Sehingga kinerja perekonomian Banten selama 2022 tumbuh sebesar 5,03 persen.
Menurut Nuning, kondisi makro di Banten berupa tingkat inflasi memasuki 2023 perlu diwaspadai, meskipun kenaikannya masih moderat. Kemudian angka migrasi di Banten pun masih terkendali dan dalam angka yang wajar.
“Kondisi ini tidak terlepas dari upaya tim pengendali inflasi daerah dalam menerapkan 4 K, yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif,” tutur Nuning dalam siaran langsung Konferensi Pers APBN KiTa, Senin (27/2/2023).
Selanjutnya, beberapa indikator kesejahteraan masyarakat di Banten memperlihatkan kondisi yang menggembirakan.
Dari sudut pembangunan manusia yang tercermin dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM), menunjukkan kemajuan secara fasisten dari tahun ke tahun, yakni mengalami pertumbuhan sebesar 0,6 persen pada periode 2022.
Sedangkan Data Tingkat Pengangguran (DTP) terbuka pada periode Agustus 2022 menunjukkan penurunan, dari sebesar 8,53 persen menjadi 8,09 persen.
Namun perbaikan kesejahteraan masyarakat di Banten dari sisi pembangunan manusia dan DTP tidak diikuti dengan membaiknya kemiskinan dan keseimbangan.
“Pada periode September 2022 persentase kemiskinan di Banten menempati posisi ke-2 dari bawah di antara provinsi lain di pulau Jawa,” papar Nuning.
“Sebanyak 6,24 persen penduduk Banten termasuk kategori miskin mengalami sedikit peningkatan, yaitu sebesar 0,08 poin dari periode Maret 2022,” sambungnya.
Sementara, pendapatan negara dalam hal pelaksanaan APBN di Banten hingga akhir Januari 2023 dari sisi pendapatan negara mencapai realisasi 7,13 triliun rupiah.
Angka tersebut merupakan pencapaian yang lebih tinggi 993,75 miliar dari periode yang sama tahun lalu. (Dhori)