52 Dapur MBG Ciptakan Lebih dari 2.500 Lapangan Kerja di Kota Serang, Target 4.000 Tercapai Penuh!

BISNISBANTEN.COM – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Serang tidak hanya fokus pada pemenuhan gizi anak, tetapi juga menunjukkan dampak nyata sebagai motor penggerak ekonomi lokal dan penciptaan lapangan kerja.
Dari total target 83 dapur MBG, sebanyak 52 titik sudah rampung didirikan dan mulai menyerap ribuan tenaga kerja dari masyarakat sekitar.
Wakil Wali Kota Serang, Nur Agis Aulia, menyampaikan apresiasi atas sinergi antara pemerintah, mitra, dan yayasan dalam merealisasikan pembangunan dapur MBG ini. Ia menyebut dampak ekonomi dari program ini sangat signifikan.
“Kalau 52 dapur dikalikan rata-rata 50 orang per dapur, berarti sudah sekitar 2.500 tenaga kerja terserap langsung,” ujarnya saat ditemui usai monitoring MBG di SMPN 15 Kota Serang, Senin (20/10/25.
“Ini luar biasa, belum lagi efek berganda lainnya dari para pemasok bahan baku seperti petani, peternak, dan nelayan di Kota Serang,” imbuh Agis.
Agis menegaskan bahwa keberadaan dapur MBG adalah bagian dari upaya pemerataan ekonomi. Dapur-dapur ini membuka kesempatan kerja baru bagi warga lokal yang direkrut sebagai relawan di sekitar lokasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Syarat untuk menjadi tenaga kerja di dapur MBG juga dibuat sederhana untuk memastikan aksesibilitas bagi masyarakat setempat: usia di atas 18 tahun, minimal pendidikan SMP, dan yang terpenting memiliki kemauan untuk bekerja.
“Jika seluruh 83 dapur MBG beroperasi penuh, diperkirakan lebih dari 4.000 lapangan pekerjaan akan tercipta. Pemkot Serang berkomitmen penuh untuk terus mendukung dan mengawal program ini demi manfaat ekonomi yang optimal bagi masyarakat,” tegas Agis.
Meski berfokus pada penyerapan tenaga kerja dan pemberdayaan ekonomi, aspek keamanan dan kualitas makanan menjadi prioritas utama.
Koordinator wilayah SPPG dan MBG Kota Serang dari Badan Gizi Nasional (BGN), Nunik Pratiwi, menuturkan bahwa saat ini seluruh dapur MBG tengah dalam proses pemenuhan sertifikasi laik hygiene sanitasi (SLHS) dan sertifikat halal.
“Saat ini sedang dilakukan bimbingan teknis pengolahan makanan oleh 20 SPPG di Kota Serang sebagai prasyarat penerbitan sertifikat SLHS. Prosesnya sedang berjalan,” jelas Nunik.
Hal ini diperkuat oleh Kabid Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Serang, Ratu Ani Nuraini. Ia menekankan bahwa sertifikasi ini krusial untuk memastikan pengolahan makanan memenuhi standar kesehatan, lingkungan, dan sanitasi, sehingga aman dikonsumsi.
“Dengan sertifikasi ini, risiko terjadinya insiden pangan bisa diminimalisir, dan kualitas makanan yang dihasilkan dapur MBG tetap terjaga,” pungkasnya.
Program MBG di Kota Serang diharapkan terus menjadi model yang tidak hanya meningkatkan gizi masyarakat, tetapi juga menjadi penggerak roda ekonomi lokal melalui kolaborasi berbagai pihak.(siska)