Banten24

UGM: Penanggulangan Stunting Harus Melibatkan Tokoh Agama

BISNISBANTENCOM – Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta mengedukasi warga Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang soal penanggulangan stunting. Pihak UGM berpendapat, pemerintah harus melibatkan tokoh agama yang dinilai mampu mendorong masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai salah satu upaya penanggulangan stunting.

Hal itu terungkap pada Sosialisasi Penanggulangan Stunting pada Masyarakat dari Pola Aktivitas dan Faktor Lingkungan di Aula Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Tanara, Kecamatan Tanara, Selasa (17/1/2023). Sebagai Pemateri Sosialisasi, yakni Dosen Geografi Lingkungan dan Peneliti Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) UGM Sukamdi.

Dalam paparannya, Sukamdi menjelaskan kaitan dengan strategi nasional tentang pencegahan stunting, dimana banyak dimensi dan faktor yang harus diperhatikan. Di antaranya bagaimana menurunkan strategi nasional turun kepada kabupaten sampai desa. Selama ini, menurut Sukamdi, masih terjadi miskomunikasi dalam mengimplementasikan strategi nasional dalam penanganan stunting.

Advertisement

Oleh karena itu, kata Sukamdi, pihaknya perlu mengoordinasikan antar sektor untuk mengimplementasikan strategi nasional tersebut. Menurut Sukamdi, cara menurunkan stunting multi sektoral, tidak hanya mengandalkan sektor kesehatan. Sukamdi mencontohkan pelibatan Kapolsek, Camat, hingga sektor agama. Untuk Kecamatan Tanara, menurut Sukamdi, tokoh agama harus diberikan posisi lebih dalam penanggulangan stunting.

“Karena salah satu persoalan di masyarakat itu PHBS. Dalam penerapan PHBS, selain dari pendidikan formal, bisa juga melalui pendekatan kepada masyarakat melalui pelibatan tokoh agama dan tokoh masyarakat,” saran Sukamdi.

Sementara itu, Ketua Panitia Sosialisasi Penanggulangan Stunting pada Masyarakat dari Pola Aktivitas dan Faktor Lingkungan Jendra Satria Pitoyo menjelaskan, sosialisasi bertujuan lebih kepada mengedukasi atau mengerucutkan suatu keputusan atau kebijakan, serta mempertimbangkan upaya penanggulangan stunting di Kabupaten Serang, khususnya di Kecamatan Tanara.

Advertisement

Oleh karena itu, Jendra mengajak OPD terkait di lingkungan Pemkab Serang, mulai dari Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang), Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar), Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik (Diskominfosatik), unsur Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimda), para kader Posyandu, dan masyarakat setempat yang akan menjadi output sebagai salah satu indikator terwujudnya Desa Wisata Religi di Desa Tanara, Kecamatan Tanara untuk ikut terlibat dalam upaya penanggulangan stunting.

”Sebenarnya, output-nya lebih ke indikator jadinya Desa Wisata di Tanara. Karena di Desa Wisata selain ada masalah perekonomian ataupun pariwisata, juga ada permasalahan stunting yang harus ditanggulangi terlebih dahulu,” ujarnya.

Pada acara Sosialisasi, lanjut Jendra, pihaknya memberikan waktu untuk melakukan Focus Group Discussion (FGD) atau memberikan kesempatan masyarakat berdiskusi langsung dengan OPD terkait, difasilitasi Panitia Sosialisasi Penanggulangan Stunting pada Masyarakat dari Pola Aktivitas dan Faktor Lingkungan.

”Nanti bentuk follow up-nya lebih ke dalam hal periode selanjutnya KKN dari UGM. Jadi, dari kami baru untuk menjembatani pertama kalinya dilakukan kolaborasi dari masyarakat dengan OPD secara langsung,” pungkas Jendra. (Nizar)

Advertisement
LANJUT BACA

Nizar Solihin

Hobi musik, olahraga, dan traveling. Berjiwa solidaritas, pekerja keras, totalitas dan loyalitas tanpa batas. Motto 'Selalu Optimis'. Bergelut di dunia jurnalistik sejak 2013