Banten24

Ratusan Jurnalis Banten Desak Polda Usut Tuntas Kasus Pengeroyokan Wartawan di PT GRS Jawilan, Seret Semua Yang Terlibat

BISNISBANTEN.COM- Ratusan jurnalis yang tergabung dalam Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Banten dan Pokja Wartawan Provinsi Banten, serta insan pers lainnya menggelar aksi unjuk rasa sebagai aksi solidaritas buntut kasus pengeroyokan jurnalis PT Genesis Regeneration Smelting (GRS) Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang di depan Markas Polda Banten, Jumat (22/8/2025). Mereka menuntut Polda Banten mengusut tuntas kasus pengeroyokan para jurnalis tersebut dan menyeret semua oknum yang terlibat.

Diketahui, pada Kamis (21/8/2025) siang, terjadi pengeroyokan terhadap wartawan yang sedang melakukan peliputan proses penyegelan atas undangan Kementerian Lingkungan Hidup (LHK) oleh petugas keamanan perusahaan yang memproduksi timbal atau bahan kimia dibantu sejumlah oknum diduga berasal dari kelompok Organisasi Masyarakat (Ormas). Bahkan, salah satu staf Humas LHK turut menjadi korban dan harus dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani perawatan dan melakukan visum sebagai barang bukti.

Dalam aksinya, Ketua IJTI Banten Adhi Mazda mendesak, pengungkapan kasus pengeroyokan jangan berhenti pada pelaku lapangan, melainkan Polda Banten harus mengungkap secara menyeluruh, termasuk kemungkinan keterlibatan perusahaan dan aktor intelektual di balik aksi brutal tersebut. Menurut Adhi, pengeroyokan yang menimpa para wartawan tersebut bukan peristiwa spontan, melainkan ada skenario.

Advertisement

“Jadi, kami mendesak polisi tidak hanya menangkap orang-orang yang memukul, tapi juga menyeret pihak yang memberi perintah. Jangan sampai ada impunitas,” desaknya tegas.

IJTI menilai, tindakan represif di lingkungan perusahaan tersebut, memperlihatkan indikasi kuat adanya upaya sistematis membungkam pers. Terlebih, para jurnalis yang menjadi korban sudah hadir dengan undangan resmi KLH.

“Kalau undangan kementerian saja bisa dihalangi, bahkan wartawan sampai disandera dan dipukul, artinya ada pihak yang ingin menutup-nutupi sesuatu,” tukas wartawan Trans7 itu.

Menurut Adhi, tidak ada ruang tawar-menawar terhadap kekerasan wartawan. Jika perusahaan berupaya mencuci tangan, maka aparat penegak hukum wajib menyeret siapa pun yang terlibat dari lapangan hingga ruang direksi.

Advertisement

“Setiap aktor yang melindungi pelaku berarti ikut melawan demokrasi,” ujarnya.

Dalam aksi solidaritas di Mapolda Banten, ratusan jurnalis itu menuntut agar pelaku diusut dan diadili menyeluruh semua yang terlibat dan pastikan perlindungan pers ditegakkan.

“Pers bekerja untuk kepentingan publik, bukan untuk melayani kepentingan segelintir orang,” tegasnya.

Adhi juga menegaskan, pihaknya berkomitmen mengawal kasus tersebut hingga ke meja hijau.

“Negara tidak boleh kalah oleh arogansi perusahaan atau pihak manapun. Kepolisian harus membuktikan keberpihakan pada hukum, bukan pada kepentingan korporasi,” pungkasnya.(Nizar)

Advertisement

Nizar Solihin

Hobi musik, olahraga, dan traveling. Berjiwa solidaritas, pekerja keras, totalitas dan loyalitas tanpa batas. Motto 'Selalu Optimis'. Bergelut di dunia jurnalistik sejak 2013
bisnisbanten.com