PERTEMUAN TAHUNAN BANK INDONESIA (PTBI) BANTEN 2020
BISNISBANTEN.COM — PTBI atau Pertemuan Tahunan Bank Indonesia merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan Bank Indonesia. Penyelenggaraan pada akhir tahun 2020 ini merupakan penyelenggaraan ke-6 kalinya yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Acara ini memuat tiga kegiatan utama yakni penyampaian arah strategi kebijakan Bank Indonesia ke depan oleh Gubernur Bank Indonesia. Kedua, penyampaian arahan Presiden Republik Indonesia. Ketiga pengumuman serta penyerahan BI Awards yang merupakan bentuk apresiasi BI atas kinerja baik mitra strategis BI dalam mendukung pelaksanaan tugas BI setiap tahunnya.
Bank Indonesia (BI) optimis pemulihan ekonomi nasional pada tahun 2021 dapat terwujud dengan penguatan sinergi melalui 1 prasyarat dan 5 strategi. Satu prasyarat tersebut adalah vaksinasi dan disiplin protokol COVID-19, dan 5 strategi respons kebijakan sebagai berikut: 1) pembukaan sektor produktif dan aman, 2) percepatan stimulus fiskal (realisasi anggaran), 3) peningkatan kredit dari sisi permintaan dan penawaran, 4) stimulus moneter dan kebijakan makroprudensial, dan 5) digitalisasi ekonomi dan keuangan, khususnya UMKM. Demikian disampaikan Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Tahun 2020 “Bersinergi Membangun Optimisme Pemulihan Ekonomi” yang diselenggarakan secara virtual pada hari ini (3/12) di Jakarta.
Pada kesempatan yang sama, Presiden RI, Joko Widodo, menekankan bahwa momentum pertumbuhan positif ini harus dijaga. Pelaksanaan protokol kesehatan harus terus dilakukan dengan disiplin dan terus waspada serta tidak lengah agar tidak muncul pandemi gelombang kedua yang akan merugikan upaya dan pengorbanan yang telah dilakukan.
Selanjutnya dalam PTBI Provinsi Banten 2020 yang menjadi rangkaian dari PTBI Nasional BI, Kepala KPw BI Banten mencatat bahwa terdapat tiga lombatan besar Provinsi Banten di tahun 2020 dan menjadi modalitas untuk mewujudkan visi dan misi Provinsi Banten yaitu :
1. Semakin nyatanya komitmen daerah dalam mengawal stabilitas harga melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik di tingkat kabupaten/kota dan provinsi. Hal ini salah satunya direpresentasikan oleh persentase pelaporan TPID se-Banten kepada TPID nasional yang mencapai 100%, lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional sebesar 49,7%. Dan ke depan, terbentuknya BUMD Pangan diharapkan menjadi game changer baru bagi terwujudnya ketahanan pangan di Provinsi Banten.
2. Semakin kokohnya kinerja ekspor dan investasi di Provinsi Banten. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan peringkat posisi ekspor Banten naik ke posisi 5 secara nasional, dan posisi kinerja investasi menempati peringkat ke-4 nasional.
3. Semakin terbangunnya kesiapan pemerintah daerah dan masyarakat dalam beradaptasi ke arah ekonomi keuangan digital. Hal ini diwujudkan bahwa Banten telah melakukan penyaluran bansos secara non tunai, capaian adopsi QRIS telah mencapai 355,6 ribu merchant dan menempatkan Banten di posisi ke-4 secara nasional, serta berdasarkan Indeks Capaian Elektronifikasi (ICE) Banten telah mencatatkan 6 kabupaten/kota yang dinilai telah memiliki kesiapan infrastruktur dan siap melakukan ekspansi percepatan digital.
Di tengah kontraksi akibat pandemi Covid-19, Provinsi Banten juga tetap menunjukkan kondisi ekonomi yang semakin baik secara gradual. Hal ini terlihat dari berbagai indikator ekonomi, tingkat inflasi yang stabil, stabilitas sistem keuangan sehat yang tetap tumbuh, serta sistem pembayaran yang handal.
Sejalan dengan arah dan prakiraan pertumbuhan ekonomi nasional di tahun 2021 sebesar 4,8-5,8 persen, diprediksikan pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten pada 2021 berada dikisaran 4,9-5,9 persen. Target ini tentu dapat tercapai jika necessary condition terpenuhi yakni penanganan COVID-19 dengan efektif dan komitmen untuk menerapkan protokol kesehatan.
Selanjutnya, Kepala KPw BI Banten menyampaikan setidaknya terdapat 5 langkah untuk mendorong pemulihan ekonomi di Provinsi Banten di tahun 2021 yakni, pertama akselerasi tingkat konsumsi masyarakat salah satunya dengan cara memastikan stimulus dari pemerintah pusat dan daerah terus direalisasikan dan tepat sasaran.
Kedua, memperkuat iklim investasi dan kualitas tenaga kerja yang setidaknya harus memenuhi tiga indikator yakni berdaya saing, berkelanjutan, dan inklusif. Pemulihan investasi ini juga membaik terdorong seiring membaiknya perekonomian AS dan Tiongkok serta membaiknya business confidence dengan dukungan percepatan regulasi, rencana PMA, serta relokasi sejumlah perusahaan ke Indonesia. Momentum tersebut harus dimanfaatkan secara optimal sebagai new booster dalam mengakselerasi perekonomian daerah.
Ketiga, mendorong sektor ekonomi prioritas di Provinsi Banten seperti industri pengolahan, perdagangan, dan konstruksi. Pemberian insentif usaha, perluasan akses konektivitas ekspor dan impor, pemberdayaan kawasan industri, dan penguatan domestic value menjadi beberapa upaya konkrit yang perlu dilakukan. Tidak hanya itu, pentingnya peran forum komunikasi, penyederhanaan perizinan usaha, dan penguatan peran investor relation perlu terus dipacu guna memberikan daya dukung terhadap industri di Banten.
Langkah keempat yang tetap penting dilakukan ialah, mendorong optimalisasi sektor pertanian sebagai sektor yang cukup resilien di tengah pandemi guna mencapai ketahanan pangan yang mencakup ketersediaan pangan, aksesiblitas pangan, dan utilisasi pangan.
Kelima, pentingnya penguatan ekosistem ekonomi dan keuangan digital di Banten dengan cara peningkatan adopsi teknologi dan digital, mendorong UMKM go digital melalui berbagai kegiatan business matching dan peningkatan akses pasar domestik dan luar negeri, peluasan penerapan QRIS, dan penuntasan pekerjaan rumah kita bersama yakni pembentukan Tim Percepatan & Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD).
Terakhir, pengembangan ekonomi syariah juga tidak luput dari perhatian Bank Indonesia Provinsi Banten khususnya dalam mewujudkan kemandirian pesantren melalui berbagai upaya. Bank Indoensia Provinsi Banten berharap langkah koordinasi dengan Pemda Kabupaten/Kota dan Forum Ekonomi Pesantren dapat terus diperkuat.
Kelima langkah strategis ini tentu tidak akan berjalan optimal, jika tanpa didukung sinergi seluruh jajaran pemerintah daerah, dunia usaha, perbankan, dan masyarakat. Oleh karena itu, Bank Indonesia Provinsi Banten berharap langkah koordinasi dan sinergitas antar pemangku kepentingan dan pelaku ekonomi dapat terus terjalin erat di tahun mendatang. (***)