Banten24

Peringatan Harganas di Kota Serang: Kick-Off Pelayanan KB Serentak, Dorong Keluarga Berkualitas

BISNISBANTEN.COM — Pemerintah Kota (Pemkot) Serang melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Serang menggelar acara kick off pelayanan Keluarga Berencana (KB) serentak dalam rangka Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32 tahun 2025, bertempat di puskesmas Serang Kota, Senin (23/06/25).

Acara yang dipusatkan di Kota Serang ini dihadiri langsung oleh Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN RI Novian Andusti, Gubernur Banten, Ketua TP PKK Kota Serang, Arfina Rustandi, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Banten, serta sejumlah OPD terkait.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Serang, Anton Gunawan, menjelaskan bahwa rangkaian kegiatan Harganas tahun ini telah dimulai sejak 16 Juni dan akan berlangsung hingga 30 Juni.

Advertisement

“Kegiatan hari ini diawali dengan kirab yang dilepas oleh Bapak Gubernur Banten dari pendopo, dan berlanjut hingga siang hari,” ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan berbagai kegiatan dilaksanakan dalam kick-off ini, di antaranya pelayanan KB serentak sejuta akseptor yang menjadi fokus utama sebagai program unggulan BKKBN. Donor darah sebagai bentuk kepedulian sosial terhadap sesama.

“Selain itu ada juga pemeriksaan kesehatan lansia serta kunjungan ke keluarga berisiko stunting, ini sebagai upaya pencegahan dan penanganan stunting di Kota Serang,” jelas Anton.

Anton menambahkan bahwa target nasional sejuta akseptor KB selalu dicanangkan setiap tahun. Untuk Kota Serang sendiri, targetnya mencapai kurang lebih 4.000 akseptor dari berbagai jenis kontrasepsi hingga 30 Juni mendatang.

Advertisement

Meskipun target terbilang ambisius, DP3AKB Kota Serang menghadapi beberapa tantangan, khususnya terkait Metode Operasi Wanita (MOW) atau tubektomi. Anton menjelaskan bahwa target MOW dari pusat cukup tinggi, namun sebagian besar calon akseptor MOW di Kota Serang sudah terlayani pada kegiatan sebelumnya sebulan yang lalu.

“MOW memang salah satu metode kontrasepsi yang sulit karena membutuhkan komitmen dari suami dan persyaratan seperti sudah memiliki anak yang cukup serta usia yang memadai,” jelas Anton.

Ia juga menyoroti persepsi ketakutan pada laki-laki terkait Metode Operasi Pria (MOP) atau vasektomi, meskipun secara medis tidak mengurangi kejantanan. Untuk mengatasi kendala ini, Anton menyatakan bahwa pihaknya akan berupaya mengejar target dari jenis kontrasepsi lain yang lebih mudah diterima masyarakat, seperti IUD dan implan.

“Salah satu kendala utama adalah pemahaman masyarakat yang masih keliru tentang KB. Banyak yang beranggapan KB dapat menyebabkan kanker, padahal tidak demikian, dan banyak para lelakintakut apabila melakukan MOP akan berpengaruh pada kejantanannya,” tegas Anton.

Ia optimis bahwa target akan tercapai melalui pendekatan kumulatif, bukan per jenis kontrasepsi.

Anton juga memastikan bahwa pelayanan KB yang diberikan pada kegiatan ini gratis. “Jika anggaran masih tersedia, kami akan terus mencari calon-calon akseptor,” tambahnya.

Mengusung tema “Dari Keluarga untuk Indonesia Maju”, peringatan Harganas tahun ini bergeser fokus dari sekadar pembatasan dua anak menjadi peningkatan kualitas keluarga.

“Kami ingin program KB ini lebih menekankan pada bagaimana menciptakan keluarga berkualitas,” tutur Anton.

Anton menjelaskan hal ini mencakup beberapa aspek penting seperti pencegahan pernikahan dini, pengaturan jarak kehamilan, pencegahan kehamilan di usia tua, mengingat risiko kesehatan yang lebih tinggi, dan menganjurkan penggunaan metode KB yang cocok sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing keluarga.

Anton juga menyoroti perbedaan antara Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) seperti implan, yang tidak memerlukan kontrol bulanan, dengan metode jangka pendek seperti pil KB dan suntik.

Metode jangka pendek masih menjadi primadona di masyarakat karena dianggap lebih simpel dan tidak “menakutkan” seperti implan yang memerlukan prosedur pemasangan.

“Intinya, ini semua tentang pemahaman. Masyarakat cenderung memilih yang simpel. Harapan kami, melalui Harganas ini, semakin banyak keluarga yang sadar akan pentingnya ber-KB untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga,” pungkas Anton.

Sementara itu, Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN RI Novian Andusti mengatakan, kegiatan dimulai dari Kirab Bangga Kencana hingga pelayanan KB secara masif di delapan kabupaten/kota di Banten.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), lanjut Novian, menggelar pelayanan KB dengan menyasar ± 79.473 akseptor terdiri dari 35% metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dan 65 persen metode jangka pendek, serentak di seluruh Indonesia.

“Kita harapkan target tercapai bahkan lebih. Seluruh fasilitas kesehatan bergerak hari ini melayani KB secara serentak,” kata Novian. (Siska)

Advertisement
bisnisbanten.com