Pentingnya Literasi dan Inklusi Keuangan Bagi Seluruh Lapisan Masyarakat Menurut OJK
BISNISBANTEN.COM – Deputi Direktur Informasi, Dokumentasi, Edukasi dan Perlindungan Konsumen Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional DKI Jakarta dan Banten, yakni F.A. Purnama Jaya menghadiri kegiatan edukasi keuangan yang diselenggarakan pada Selasa (28/2/2023).
Pada kegiatan ini, F.A. Purnama Jaya menjelaskan dengan rinci apa itu OJK. Beliau mengatakan, dalam rangka perlindungan konsumen dan masyarakat, OJK berwenang melakukan pencegahan kerugian konsumen dan masyarakat dengan memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat atas karakteristik sektor jasa keuangan, layanan dan produknya yang mana hal ini sudah ada di dalam Pasal 28 UU OJK.
“Literasi keuangan memiliki tujuan jangka panjang bagi seluruh golongan masyarakat, yaitu meningkatkan literasi seseorang yang sebelumnya less literate atau not literate menjadi well literate, serta meningkatkan jumlah pengguna produk dan layanan jasa keuangan,” tutur Purnama, Selasa (28/2/2023).
Purnama juga mengatakan, upaya meningkatkan literasi keuangan melalui kegiatan edukasi keuangan ini dilakukan agar masyarakat luas dapat menentukan produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai dengan kebutuhan. Dengan literasi keuangan yang baik, maka perlu diimbangi dengan peningkatan inklusi keuangan.
Lebih lanjut, berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan oleh OJK pada 2022, indeks literasi dan inklusi keuangan secara nasional meningkat dari 2019.
Indeks literasi keuangan tahun 2022 yaitu sebesar 49,68% (tahun 2019 sebesar 38,03%) dan indeks inklusi keuangan sebesar 85% (tahun 2019 sebesar 76,19%). Secara khusus untuk kelompok atau kategori remaja usia 15-17 tahun, indeks literasi keuangan sebesar 43,28%, sedangkan indeks inklusi keuangan sebesar 69,30%.
“Artinya, terdapat ketimpangan antara indeks literasi dan inklusi keuangan, di mana hanya 62,45 kelompok remaja usia 15-17 tahun yang benar-benar memahami dan terampil dalam memanfaatkan produk dan layanan keuangan yang dimilikinya,” jelas Purnama.
Melihat ketimpangan tersebut, kata Purnama, maka upaya untuk meningkatkan literasi keuangan pada seluruh lapisan masyarakat khususnya remaja penting dilakukan.
Selain itu juga perlu ada strategi jangka panjang yang dilakukan pemerintah dan semua pihak yang berkepentingan untuk memperkecil gap antara tingkat literasi dan inklusi keuangan. (Dhori)