Banten24

Pemkot Serang Targetkan Penurunan Stunting Hingga 14 Persen

BISNISBANTEN.COM – Pemerintah Kota (Pemkot) Serang melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Serang melakukan rapat evaluasi percepatan penurunan kasus Stunting di Kota Serang di Hotel Wisata Baru, Kota Serang, Rabu (1/12/2022). Pada 2022 ini, penurunan kasus stunting di Kota Serang ditargetkan hingga 14 persen.

Rapat evaluasi dibuka oleh Walikota Serang Syafrudin yang mengungkapkan, angka nasional kasus stunting di Kota Serang sekira 27,7 Persen. Namun, saat ini sudah menurun hingga 24 persen.

“Kami targetkan kasus stunting terus menurun hingga 14 Persen,” ungkap Syafrudin dalam sambutannya.

Advertisement

Kata Syafrudin, potensi kasus stunting di Kota Serang dilihat dari jumlah penduduk sebanyak 702.000 jiwa mencapai sekira 8.000 orang atau 9 persen. Sementara yang sudah terindikasi stunting sekira 1.910 jiwa atau 5 persen.

“Ini menjadi tanggung jawab kami bersama bagaimana caranya agar dari tahun ke tahun terus menurun dan tuntas (kasus stunting-red),” pesan Syafrudin.

Untuk menurunkan angka kasus stunting, kata Syafrudin, pihaknya terus berupaya melatih kader kader di setiap kelurahan, serta sosialisasi di setiap kecamatan.

Advertisement

“Mudah-mudahan dari jumlah 1.910 ini (terindikasi stunting-red) di 2023 ada penurunan, sehingga ada progres bagus dari setiap pihak yang terlibat,” harap mantan birokrat yang pernah menjabat Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Serang ini.

Pihaknya juga, lanjut politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini, terus melakukan pencegahan dini mengantisipasi kasus srunting. Dimulai dari usia sebelum perkawinan di cek sisi kesehatannya, lalu ketika sudah menikah dan mengandung dilihat kesehatan kandungannya hingga melahirkan terus diperhatikan.

Di tempat yang sama, Kepala DP3AKB Kota Serang Anthon Gunawan menambahkan, hasil evaluasi dan audit terindentifikasi terjadi beberapa indikator atau faktor yang mengakibatkan terjadinya kasus stunting. Di antaranya, pernikahan dini, mulai dari kehamilan, dimana banyak ibu ibu hamil yang tidak mengkonsumsi pil tambah darah. Lalu, setelah kehamilan banyak ibu yang kurang memberikan ASI.

“Itulah yang ditemukan pada audit stunting,” ungkap Anthon.

Disebutkan Anthon, ada 8 ribu anggota keluarga yang berisiko stunting berdasarkan hasil pendataan dari 52 ribu anggota keluarga, dimana setelah validasi kasus kembali turun menjadi 8 ribu kasus.

Untuk kasus stunting di Kota Serang, diungkapkan Anthon, berada di angka 5,7 Persen. Artinya, dari jumlah 52 ribu balita, terdapat 1.910 balita yang terkena kasus stunting. Jika, dipresentasikan maka kasus stunting di Kota Serang mencapai 5,7 Persen.

“Dengan dilakukannya upaya oleh tim dan beberapa dinas terkait, kami berharap kegiatan percepatan penurunan kasus stunting ini dapat mengurangi lagi angka kasus stunting di Kota Serang, serta target pemerintah 14 persen bisa dicapai,” harapnya. (Eko/zai)

Advertisement
LANJUT BACA

Nizar Solihin

Hobi musik, olahraga, dan traveling. Berjiwa solidaritas, pekerja keras, totalitas dan loyalitas tanpa batas. Motto 'Selalu Optimis'. Bergelut di dunia jurnalistik sejak 2013