Keuangan

OJK KR1 DKI Jakarta Banten Gelar Edukasi Pasar Modal Terpadu dan Kompetisi Stocklab di Tangerang

BISNISBANTEN.COM — OJK Regional 1 DKI Jakarta dan Banten menggelar kegiatan Edukasi Pasar Modal Terpadu dan Kompetisi Stocklab di Hotel Aryaduta, Kota Tangerang, Selasa (25/10). Kegiatan ini dihadiri Kepala OJK Regional 1 DKI Jakarta dan Banten Roberto Akyuwen, Direktur Pengawasan Lembaga Efek OJK Muhammad Arif Budiman, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Jeffrey Hendrik, Deputi Direktur Informasi, Dokumentasi, dan EPK dan Banten beserta tim dan rekan-rekan Kantor OJK Regional 1 DKI Jakarta dan Banten F.A. Purnama Jaya, Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia Provinsi Banten Muhammad Fadly Fatah, dan tamu undangan lainnya.

Kepala OJK Regional 1 DKI Jakarta dan Banten Roberto Akyuwen mengungkapkan, kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan di Bulan Inklusi Keuangan yang dilakukan setiap bulan Oktober dan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) OJK ke-11 dengan tema Kolaborasi Memajukan Negeri.

“Kegiatan ini merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di sektor Pasar Modal kepada masyarakat khususnya generasi muda,” katanya.

Advertisement

Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Indonesia (SNLIK) Tahun 2019 menunjukan bahwa indeks literasi dan inklusi keuangan di sektor Pasar Modal yaitu sebesar 4,92% dan 1,55% sangat rendah jika dibandingkan dengan sektor Perbankan dan Industri Keuangan Non Bank. Oleh sebab itu, OJK bersama serluruh stakeholder termasuk Bursa Efek Indonesia terus melakukan edukasi keuangan di sektor pasar modal kepada masyarakat secara masif dan berkesinambungan sebagaimana yang dilakukan pada kesempatan hari ini.

Ia menuturkan, pentingnya peran pemuda dalam pembangunan ekonomi dan keuangan tersebut, maka OJK mengkategorikan mahasiswa dan pelajar sebagai salah satu dari 10 (sepuluh) sasaran prioritas yang tertuang di dalam Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) Tahun 2021-2025 yang telah diluncurkan OJK pada bulan Desember 2021 lalu. SNLKI disusun berdasarkan tiga pilar yaitu cakap keuangan, sikap dan perilaku keuangan yang bijak serta akses keuangan.

“Hal tersebut juga menjadi pertimbangan mengapa sasaran kegiatan edukasi pada kesempatan ini yaitu mahasiswa khususnya yang tergabung dalam Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) di DKI Jakarta dan Banten agar lebih komprehensif dalam memahami serta terus berkontribusi aktif menjadi investor di sektor pasar modal,” katanya.

Advertisement

Ia menjelaskan, jumlah investor pasar modal ritel terus meningkat seiring meningkatnya kesadaran masyarakat berinvestasi yang didukung oleh perkembangan teknologi digital. Berdasarkan data OJK dan Self Regulatory Organization (SRO), perkembangan jumlah investor antara lain Pertumbuhan jumlah investor ritel di atas didominasi oleh kaum milenial atau usia di bawah 30 tahun sebesar 59,22 persen dari keseluruhan jumlah investor. Selain itu, investor ritel yang berasal dari Pelajar/Mahasiswa juga merupakan pekerjaan di peringkat kedua dengan persentase sebesar 27,64 persen, setelah pegawai, yang mendominasi pertumbuhan jumlah investor ritel di pasar modal.

“Ini tentunya menjadi potensi yang besar bagi para pemuda di DKI Jakarta dan Banten untuk berperan aktif menjadi investor di pasar modal,” katanya.

Ia menambahkan, Perkembangan teknologi informasi dan inovasi keuangan digital menciptakan sistem keuangan yang serba digital, dinamis, mobile dan kompleks. Hal tersebut selain memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses produk dan layanan keuangan formal juga menimbulkan beberapa permasalahan. Pada sektor Pasar Modal sendiri, permasalahan yang sering muncul yaitu penawaran investasi dan pinjaman online ilegal yang semakin marak. Masyarakat perlu mewaspadai segala bentuk investasi bodong atau ilegal yang sering merayu atau menjanjikan imbal hasil yang tidak wajar.

Selain itu, masyarakat juga diimbau agar dalam berinvestasi haruslah menggunakan sumber dana di luar kebutuhan pokok maupun dana cadangan, dan menghindari menggunakan pinjaman, terlebih lagi pinjaman online ilegal.

Kedua, Memperhatikan kondisi tersebut, masyarakat dalam berinvestasi di pasar modal perlu mempelajari dan memahami secara komprehensif terhadap segala bentuk produk dan legalitas perizinan dari pihak yang menawarkan investasi serta tentunya sesuai dengan selera risiko terhadap imbal hasil atau return kita sebagai investor. Ingat selalu tips 2 L (Legal dan Logis) yaitu periksa kembali legalitas usaha perusahaan yang menawarkan investasi dan logis serta wajar imbal hasilnya. (susi)

Advertisement
LANJUT BACA

Susi Kurniawati

Wartawan bisnisbanten.com