Mengenal Asal Mula Montessori, Metode Pendidikan yang Sedang Trend
BISNISBANTEN.COM — Pernahkah Anda mendengar Montessori? Belakangan ini istilah ini familiar di kalangan orang tua dan lingkungan pendidikan anak terutama pendidikan usia dini. Artikel ini akan mengulas sejarah pertama kali metode ini ditemukan yang dikutip dari buku Jatuh Hati pada Montessori karya Vidya Dwina Paramita.
Montessori adalah nama seseorang yang berasal dari Italia. Lengkapnya adalah dr. Maria Montessori yang merupakan dokter perempuan pertama di Italia. Maria Montessori pernah bekerja di sebuah rumah sakit untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Setiap hari sesudah sarapan, anak-anak dibawa ke aula besar yang kososng. Maria memperhatikan anak-anak tersebut berjalan sambil merogoh kantong celana seperti sedang meremas-remas sesuatu. Setelah diselidiki, ternyata mereka menyimpan remah-remah roti sisa sarapan. Maria Montessori kemudian menyimpulkan bahwa hal tersebut dilakukan dalam upaya alami mereka untuk menstimulasi indra peraba.
Hasil observasi tersebut kemudian menjadi salah satu fondasi utama metode Montessori, yakni tentang menstimulasi seluruh indra anak. Seluruh indra, tak hanya audio dan visual seperti yang selama ini fokus diajarkan di sekolah-sekolah konvensional.
Beberapa waktu kemudian, pemerintah meminta dr. Maria Montessori untuk menangani sebuah wilayah yang merupakan area pabrik. Di sekeliling pabrik terdapat perumahan yang mayoritas ditinggali oleh para buruh pabrik. Timbul permasalahan ketika orang tua sibuk bekerja, anak-anak buruh pabrik tersebut tumbuh menjadi liar dan berpotensi menimbulkan kekacauan di lingkungan. Menangani hal ini, Maria Montessori kemudian turun tangan mengurus sebuah pusat pendidikan anak bernama Cassa de Bambini, yang berarti “Rumah Anak-Anak.” Di lembaga inilah metode Montessori lahir dan akhirnya berkembang berdasarkan obeservasi Maria Montessori terhadap perilaku dan kebutuhan anak.
Kondisi anak-anak di Cassa de Bambini saat itu sangat memperihatinkan. Sebanyak lima puluh anak dengan rentang usia beragam didampingi oleh hanya satu orang dewasa. Hal pertama yang dilakukan Maria Montessori untuk menangani masalah ini adalah dengan mengarahkan anak-anak yang berusia besar untuk terlibat dalam kegiatan sehari-hari. Mereka diarahkan untuk ikut membersihkan lantai, merawat tanaman, menyiapkan makanan, memakai pakaian sendiri, dan aktivitas harian lainnya. Dari situlah kemudian lahir cikal bakal pemahaman tentang pentingnya area praktik kehidupan sehari-hari yang melibatkan anak secara aktif dengan material konkret yang dapat mereka eksplorasi dengan seluruh indra.
Ternyata, anak-anak membutuhkan kegiatan yang bermakna, yang tidak hanya untuk menyalurkan energi mereka yang melimpah, tetapi juga agar mereka merasa bermanfaat dan berharga. Observasinya terhadap kebutuhan anak-anak tersebut terus bergulir dan menghasilkan ragam kegiatan yang mengubah Cassa de Bambini menjadi rumah hangat dan menyenangkan bagi anak. Di tempat inilah anak-anak buruh pabrik tumbuh menjadi anak yang gembira belajar dan bertanggung jawab.
Melihat sejarah ini, penulis menjelaskan bahwa setiap anak yang lahir pada hakikatnya semuanya baik. Orang tua yang perlu belajar memahami setiap kebutuhan anak. Montessori mengajak setiap orang tua mengibservasi kebutuhan anak melalui perliku yang ditunjukkan anak.
Pengalaman dan observasi Maria Montessori di Cassa de Bambini menjadi tonggak terbentuknya filosofi metode Montessori. Sejak 1909, Maria Montessori mulai menyebarluaskan metode Montessori dengan melatih para guru di berbagai negara. Ia pun aktif menyelenggarakan berbagai konferensi Montessori di berbagai penjuru dunia. Atas Upaya dan kontibusinya dalam Pembangunan manusia, Maria Montessori dinominasikan sebagai penerima Nobel Perdamaian. Indonesia merupakan salah satu negara yang mendapat manfaat dari metode ini dan mulai diterapkan metode ini di berbagai lembaga pendidikan. Bahkan saat ini banyak bermunculan sekolah-sekolah yang merujuk pada metode Montessori.
Sementara itu, dilansir dari website sekolahchis.com, metode Montessori pertama kali diterapkan di Indonesia yakni di Malang pada tahun 1930. Kemudian pada tahun 1952, seorang pengajar Montessori asal Belanda, A.C. Ouwens mendirikan sekolah dengan nama Sekolah Montessori Indonesia yang terletak di Jakarta, yang kemudian berkembang terus ke berbagai daerah seperti Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan tersebar di wilayah lainnya.